Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Stabil ke Depan, Ini Pemicunya

Ilustrasi berbagai nominal mata uang rupiah Indonesia (pexels.com/Robert Lens)
Ilustrasi berbagai nominal mata uang rupiah Indonesia (pexels.com/Robert Lens)
Intinya sih...
  • BI memperkirakan nilai tukar rupiah masih akan stabil ke depan
  • Stabilnya nilai tukar rupiah didukung oleh konsistensi kebijakan stabilisasi BI dan aliran modal asing

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah hingga pertengahan Juli 2025 tetap stabil di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai tukar rupiah masih akan stabil ke depan.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya menyampaikan, nilai tukar rupiah cenderung menguat sebesar 0,34 persen pada Juni dibanding posisi akhir Mei 2025. Hingga pertengahan Juli tahun ini, nilai tukar rupiah masih tetap stabil.

Perkembangan nilai tukar rupiah tersebut didukung oleh konsistensi kebijakan stabilisasi BI dan aliran modal asing yang terus berlanjut, terutama ke instrumen Surat Berharga Negara (SBN), dan konversi valuta asing (valas) ke rupiah oleh para eksportir setelah penerapan penguatan kebijakan pemerintah mengenai Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).

1. Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan stabil ke depan

20250718_091002.jpg
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juli Budi Winantya (IDN Times/Jujuk Erna)

Juli mengatakan, BI memperkirakan nilai tukar mata uang Garuda ke depan masih akan stabil. Pergerakan mata uang rupiah akan sejalan dengan pergerakan mata uang negara berkembang lainnya dan negara maju, selain AS.

"Diperkiraan nilai tukar rupiah dibanding pergerakan mata uang negara-negara emerging market maupun negara maju di luar AS cenderung relatif sejalan dengan pergerakan mata uang negara berkembang dan negara mitra dagang utama kita," kata dia dalam Editors Briefing di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 17-20 Juli 2025, dikutip Senin (21/7/2025).

2. Faktor pendukung stabilnya nilai tukar rupiah ke depan

Ilustrasi rupiah. (Pixabay.com/IqbalStock)
Ilustrasi rupiah. (Pixabay.com/IqbalStock)

Adapun stabilnya nilai tukar rupiah akan didukung oleh komitmen BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, dan inflasi yan rendah, dan prospek petumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik. Selain itu, menambah pasokan valas dari para eksportir.

BI terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi di pasar off shore Non-Deliverable Forward (NDF) dan triple intervention pada transaksi spot, Domestic Non Delivery Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar regular.

"Terkait kebijakan tadi, BI jika diperlukan juga lakukan intervensi valas di pasar spot dan NDF, dan luar negeri, dan turut menjaga stablitas rupiah. Selain itu, melakukan pembelian SBN di pasar sekunder," tuturnya.

Di samping itu, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung nilai tukar rupiah, BI akan mengoptimalkan seluruh instrumen moneter, termasuk penguatan strategi operasi moneter promarket melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

3. Prospek pertumbuhan ekonomi RI lebih baik dibanding ekonomi global

ilustrasi ekonomi (pexels.com/crazy motions)
ilustrasi ekonomi (pexels.com/crazy motions)

BI memperkirakan ekonomi Indonesia pada semester II tahun ini akan tumbuh lebih baik di tengah prospek melemahnya ekonomi global, terutama di negara maju, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Jepang.

"Melihat perekonomian global ke depan dengan mempertimbangkan risiko yang ada, kita perkiraan ekonomi Indonesia di 2025 tumbuh 4,6-5,4 persen, dan di semester II kita perkirakan ekonomi ini akan lebih baik," kata Juli.

Dia menjelaskan, tren membaiknya ekonomi nasional didukung oleh ekspor dan permintaan domestik sejalan dengan hasil perundingan tarif dengan pemerintah AS. Selain itu, juga didukung kebijakan fiskal oleh pemerintah terkait bantuan perlindungan sosial (parlinsos) dan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Dengan dukungan tersebut, ekonomi Indonesia pada tahun ini diperkirakan akan tumbuh di kisaran 4,6 persen hingga 5,4 persen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us