Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terjun bebas terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan, Senin (11/12/2023). Rupiah mengakhiri sore di level Rp15.622,5 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda melemah 105 poin atau 0,68 persen pada penutupan. Pelemahan rupiah sore ini lebih dalam dibandingkan pada perdagangan pagi tadi.
Nilai tukar rupiah juga mengalami pelemahan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), yakni di Rp15.614 per dolar AS pada Senin (11/12/2023).
Kurs mata uang Garuda hari ini lebih besar dibandingkan posisi pada Jumat (8/12/2023) yang ada di level Rp15.500 per dolar AS. Dengan kata lain, rupiah mengalami pelemahan 114 poin.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pelaku pasar mengurangi spekulasi bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) dapat menurunkan suku bunga pada awal 2024.
Hal itu disebabkan data nonfarm payrolls yang lebih kuat dari perkiraan. Itu adalah data jumlah pekerjaan baru yang dihasilkan di luar sektor pertanian, mencakup lapangan pekerjaan di sektor manufaktur, konstruksi, dan layanan.
"Namun, data tenaga kerja yang kuat menandakan adanya ketahanan dalam perekonomian AS dan menandai potensi terjadinya soft landing," sebutnya.
Contoh tindakan dari kebijakan soft landing dapat mencakup pengetatan moneter alias menaikkan suku bunga.
Seharian ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak pada rentang Rp15.575 hingga Rp15.622,5 per dolar AS. Sejak awal tahun hingga posisi hari ini (year-to-date/ytd) rupiah sudah terdepresiasi alias melemah 0,32 persen.
Sementara, Ibrahim memproyeksikan nilai tukar rupiah akan ditutup melemah di rentang Rp15.610 hingga Rp15.670 pada Selasa (12/12/2023).