AS Tidak Mendukung Proyek Pipa Gas Pakistan-Iran Dilanjutkan

AS peringatkan sanksi jika berbisnis dengan Iran

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak mendukung proyek pipa gas Paksitan-Iran dilanjutkan. Washington juga memperingatkan tentang resiko sanksi dalam melakukan bisnis dengan Teheran.

“Kami selalu menyarankan semua orang bahwa melakukan bisnis dengan Iran berisiko terkena sanksi kami, dan kami akan menyarankan semua orang untuk mempertimbangkannya dengan sangat hati-hati,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mathew Miller pada Selasa (26/3/2024). 

“Kami tidak mendukung saluran pipa ini ke depannya," katanya, dikutip Dawn.

Sehari sebelumnya, Menteri Perminyakan, Musadik Malik mengatakan, Pakistan akan mencari pengecualian dari sanksi AS atas peroyek pipa gas tersebut. Pipa gas adalah proyek jangka panjang Teheran dan Islamabad yang telah mengalami penundaan selama beberapa tahun.

Baca Juga: Pakistan Akan Mencari Pinjaman Jangka Panjang dari IMF

1. Mengimpor gas dari Iran akan membuat Pakistan menerima sanksi AS

Dilansir VOA News, Asisten Menteri Luar Negeri untuk Asia Selatan dan Tengah, Donald Lu berbicara kepada komite Urusan Luar Negeri DPR Rabu lalu bahwa mengimpor gas dari Iran akan membuat Pakistan terkena sanksi AS. Lu mengatakan, Washington belum mendengar dari pemerintah Pakistan mengenai keinginan untuk menghapuskan sanksi AS yang diakibatkan oleh proyek semacam itu.

Pemerintah sementara Pakistan telah menyetujui pembangunan bagian pipa sepanjang 80 kilometer pada Februari. Sebagian besar untuk menghindari pembayaraan denda kepada Iran atas penundaan proyek selama bertahun-tahun.

Sementara, pernyataan Lu muncul setelah media Pakistan pada Selasa melaporkan bahwa Islamabad berencana mengupayakan keringanan sanksi AS.

2. Pakistan tidak memerlukan pengecualian dalam membangun pipa gas

Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan, Islamabad tidak memerlukan pengecualian  dalam membangun jaringan pipa tersebut.

“Itu adalah bagian dari pipa yang sedang dibangun di dalam wilayah Pakistan. Jadi, kami tidak percaya bahwa pada saat ini masih ada ruang untuk diskusi atau pengecualian apa pun dari pihak ketiga,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Mumtaz Zahra Baloch pada Kamis lalu.

Pakistan dan Iran telah menandatangani perjanjian pembagunan pipa gas pada Juni 2009. Jaringan pipa tersebut akan memasok 750 juta hingga 1 miliar kaki kubik per hari gas alam Iran ke Pakistan.

Baca Juga: AS Sanksi Pendukung Rezim Suriah dan Pendukung Iran

3. Hubungan rumit antara AS dan Pakistan

Dilansir Reuters, beberapa minggu lalu, Pakistan dan Iran terlibat serangan balasan ketika mereka saling bertukar serangan drone dan rudal terhadap pangkalan militan di wilayah masing-masing. Di sisi lain, hubungan AS dan Teheran telah menjadi masalah sejak lama.

Pakistan dan AS memiliki hubungan rumit selama bertahun-tahun. Hal itu terkait ketergantungan Washington pada Pakistan untuk mengirim pasukannya selama perang panjang di Afghanistan.

Akan tetapi, dalam konflik di Afganistan, Islamabad dituduh telah memainkan peran ganda. Beberapa politisi Pakistan juga menuduh AS ikut campur dalam politik dalam negeri Islamabad. Namun, tuduhan itu dibantah oleh Washington.

Baca Juga: Iran-Pakistan Berusaha Selesaikan Masalah Pembangunan Pipa Gas

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

seorang pencari sumber angin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya