Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
CEO Nvidia, Jensen Huang (總統府, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)
CEO Nvidia, Jensen Huang (總統府, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • CEO Nvidia, Jensen Huang, menyebut China tidak tertinggal dalam perlombaan kecerdasan buatan (AI).
  • China telah membuat kemajuan luar biasa di bidang komputasi dan teknologi jaringan.
  • Huawei menjadi contoh kuat dari bangkitnya kekuatan teknologi baru, menurut Huang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – CEO Nvidia, Jensen Huang, mengatakanChina tidak tertinggal dalam perlombaan kecerdasan buatan (AI). Ia menyebut negara tersebut hanya sedikit di belakang Amerika Serikat (AS) dalam hal kemampuan teknologi. Hal itu disampaikan saat menghadiri konferensi teknologi di AS pada Rabu (30/4/2025).

“China tidak tertinggal. Apakah mereka lebih unggul dari kita? China tepat di belakang kita. Kita sangat, sangat dekat,” kata Huang, dikutip dari The Times of India, Kamis (1/5/2025).

Menurutnya, China telah membuat kemajuan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, terutama di bidang komputasi dan teknologi jaringan.

Huang juga hadir di Hill and Valley Forum, forum teknologi yang mempertemukan pemimpin industri dengan legislator AS. Ia memperingatkan bahwa Huawei menjadi contoh kuat dari bangkitnya kekuatan teknologi baru. Menurutnya, ini adalah perlombaan jangka panjang yang tidak bisa diremehkan.

1. Huawei disebut sebagai pesaing teknologi paling tangguh

lilustrasi toko Huawei (unsplash.com/P. L.)

Dalam pernyataannya, Huang menyoroti peran Huawei yang dianggapnya sangat signifikan di dunia teknologi. Ia menyebut perusahaan tersebut sebagai salah satu yang paling tangguh di dunia saat ini. Hal itu menjadi sorotan di tengah persaingan ketat dalam pengembangan chip AI global.

Huawei diketahui sedang mengembangkan chip kecerdasan buatan untuk pasar domestik di China. Perusahaan ini sebelumnya masuk daftar hitam perdagangan AS dan dibatasi dalam kerja sama teknologi. Huang mengingatkan bahwa langkah-langkah seperti ini bisa mendorong China untuk mempercepat kemajuan teknologinya sendiri.

Nvidia sendiri menghadapi pembatasan ekspor dari pemerintah AS terhadap chip AI-nya yang paling canggih (H20). Hal ini dilakukan dengan alasan keamanan dan untuk membatasi penyebaran teknologi tinggi ke negara-negara tertentu, termasuk China.

2. Huang kritik aturan ekspor chip yang dinilai merugikan

ilustrasi chip (pexels.com/Shawn Stutzman)

Huang menilai bahwa kebijakan pembatasan ekspor chip AI justru merugikan industri dalam negeri Amerika. Menurutnya, hal itu melemahkan daya saing perusahaan teknologi AS dalam arena global. Ia meminta agar pemerintah mendukung penyebaran teknologi AI buatan Amerika secara lebih luas.

“Kita perlu mempercepat penyebaran teknologi AI Amerika ke seluruh dunia,” kata Huang kepada Bloomberg, dikutip dari Financial Post, Kamis (1/4/2025).

Ia menyebut bahwa aturan baru yang sedang disiapkan harus mempertimbangkan perubahan besar yang telah terjadi sejak aturan sebelumnya dirilis.

Nvidia telah menyuarakan bahwa kebijakan ekspor seharusnya tidak menghambat kolaborasi internasional. Huang juga mengatakan bahwa industri AI adalah sektor yang harus diperjuangkan dengan serius oleh pemerintah AS.

3. Nvidia berencana rakit server AI di Houston

Kantor utama Nvidia Israel (sebelumnya Mellanox), Yokneam, Maret 2023. (Amir Shtanger (אמיר שטנגר), CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Dilansir dari CNBC Internasional, Presiden AS Donald Trump menyebut Huang sebagai “temanku Jensen” dan mendukung penuh proyek Nvidia. Perusahaan itu berencana membangun infrastruktur AI senilai 500 miliar dolar AS (sekitar Rp8.276 triliun) di AS dalam lima tahun ke depan. Produksi server AI juga akan dilakukan bersama Foxconn di dekat Houston.

Huang mengatakan bahwa produksi dalam negeri adalah langkah strategis yang harus difasilitasi oleh kebijakan pemerintah. Ia percaya bahwa Amerika memiliki sumber daya dan tekad yang cukup untuk membangun lini produksi chip AI sendiri.

“Harus selalu ada kebijakan yang memungkinkan, mendukung, dan mempercepat kemampuan kita untuk memproduksi di dalam negeri,” kata Huang.

Ia optimistis bahwa manufaktur chip AI di wilayah AS bisa direalisasikan dalam waktu dekat.

Nvidia selama ini mengandalkan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) untuk produksi chip canggihnya. Sebagian produksi kini mulai dipindahkan ke pabrik baru TSMC di Arizona sebagai bagian dari strategi onshoring.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team