Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Singapura Kejar Konsesi AS untuk Obat dan Chip AI

Ilustrasi Bendera Singapura (freepik.com/natanaelginting)
Intinya sih...
  • Singapura bernegosiasi dengan AS untuk konsesi perdagangan farmasi dan chip AI
  • Presiden AS Donald Trump mengancam tarif yang dapat mengganggu ekspor utama Singapura

Jakarta, IDN Times - Singapura intensif menjalin negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan konsesi perdagangan, khususnya di sektor farmasi dan chip kecerdasan buatan (AI). Langkah ini diambil menyusul ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump yang dapat mengganggu ekspor utama Singapura.  

Upaya ini dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Perdagangan Gan Kim Yong, yang telah berdiskusi dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick. Negosiasi tersebut, yang berlangsung pada Jumat (25/4) bertujuan menjaga akses Singapura ke pasar AS sambil memastikan pasokan chip AI yang krusial bagi industrinya.  

1. Farmasi jadi fokus utama negosiasi

Ilustrasi obat (freepik.com/macrovector)

Farmasi merupakan tulang punggung ekspor Singapura ke AS, menyumbang lebih dari 10 persen total nilai ekspor ke negara tersebut. Ancaman tarif dari pemerintahan Trump, yang menargetkan produk farmasi mendorong Singapura untuk mencari keringanan tarif guna melindungi sektor ini dari dampak ekonomi yang signifikan.  

“Farmasi sangat penting bagi kami, dan kami berupaya keras untuk mendapatkan konsesi yang memungkinkan kami tetap kompetitif di pasar AS,” kata Gan Kim Yong, dikutip dari The Straits Times. 

Gan menjelaskan kepada Lutnick, Singapura telah menerapkan sistem kontrol ekspor yang ketat, menunjukkan komitmen untuk bekerja sama dengan AS dalam menjaga stabilitas perdagangan bilateral.  

2. Akses ke chip AI di tengah kontrol ekspor

Ilustrasi Chip Semikonduktor by AI

Selain farmasi, Singapura juga berfokus pada keberlanjutan akses ke chip AI berteknologi tinggi dari AS, yang vital bagi industri teknologi dan inovasinya. Pemerintahan AS baru-baru ini memperketat kontrol ekspor chip, termasuk pembatasan terhadap perusahaan seperti Nvidia, yang memicu kekhawatiran di Singapura.

“Kami menjelaskan kepada Sekretaris Lutnick bahwa sistem kontrol ekspor kami selaras dengan standar AS, dan kami tidak mendukung pelanggaran pembatasan ini,” ujar Gan, dilansir dari Channel News Asia. 

Gan menegaskan pada Minggu (27/4), AS menunjukkan minat untuk mencari solusi kreatif guna memperkuat hubungan perdagangan, termasuk memastikan pasokan chip ke Singapura tanpa mengorbankan keamanan nasional AS.

3. Tantangan ekonomi dan pemilu di depan mata

Ilustrasi ekonomi negara dunia (Pixabay.com)

Negosiasi ini berlangsung di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tekanan domestik di Singapura, dengan pemilu umum yang dijadwalkan pada 3 Mei 2025. Ancaman tarif dan pembatasan ekspor dari AS berpotensi memperburuk prospek ekonomi Singapura, yang bergantung pada perdagangan bebas dan rantai pasok global.  

“Kami menghadapi risiko penurunan ekonomi, dan konsesi ini sangat penting untuk menjaga daya saing kami,” kata Gan, dikutip dari Devdiscourse.

Lutnick menegaskan bahwa tarif dasar 10 persen tidak dapat dinegosiasikan, namun ia membuka peluang untuk solusi khusus bagi mitra dagang strategis seperti Singapura, memberikan harapan bagi kelanjutan diskusi intensif dalam waktu dekat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us