Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah mengalami pelemahan atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (2/4/2023) pagi.
Mengutip Bloomberg, hingga pukul 09.22 WIB, kurs rupiah ada di level Rp15.962 per dolar AS atau melemah 67,5 poin (-0,42 persen).
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan awal pekan atau Senin, 1 April 2024, kurs rupiah menguat pada level Rp15.894 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, menilai rupiah masiih berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini.
Hal tersebut terjadi setelah data PMI Manufaktur AS versi ISM Maret 2024 di luar dugaan menunjukkan ekspansi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang menunjukkan kontraksi.
"Terakhir kali PMI manufaktur AS versi ISM di level ekspansi adalah Oktober 2022," kata Ariston dalam pernyataan resminya, dikutip Selasa 2/4/2024).
Dengan hasil PMI yang mengejutkan ini, ekspektasi pasar soal pemangkasan suku bunga acuan AS datang lebih cepat. Hal itu bisa menurun sehingga mendorong penguatan dolar AS kembali terhadap nilai tukar lainnya.
Adapun indeks dollar AS pagi ini terlihat sudah bergerak di atas 105 pada perdagangan kemarin di kisaran 104.
Selain itu, dari dalam negeri, data inflasi bulan Maret year on year (yoy) terlihat kembali menarik. Namun, inflasi yang meninggi bisa menurunkan daya beli masyarakat.
"Ini bisa mengundang kekhawatiran pasar terhadap laju perekonomian dalam negeri. Apalagi ditambah dengan prospek inflasi tahun depan dimana PPN akan dinaikan," ujar Ariston.
Atas dasar faktor-faktor tersebut, Ariston memproyeksikan kurs rupiah bisa ditutup melemah pada akhir perdagangan sore nanti.
"Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp15.950-Rp15.980 dengan potensi support di sekitar Rp15.880," kata dia.