ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)
Tantangan selanjutnya, kata Dian, berkaitan dengan persaingan usaha yang semakin ketat, khususnya untuk segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau dari sisi hulu sampai hilir.
"Terlebih lagi dengan masifnya perkembangan teknologi informasi atau teknologi informasi (IT) yang mendorong inovasi produk dan layanan keuangan juga menjadi persaingan yang cukup berat bagi industri BPR dan BPRS," tutur Dian.
Kendati demikian, dia menegaskan bahwa kinerja BPR dan BPRS secara umum masih terjaga baik dengan mencatatkan kinerja positif dan tumbuh secara berkelanjutan. Dengan total aset tumbuh sebesar 7,34 persen year-on-year menjadi senilai Rp216,73 triliun.
"Kemudian pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai 9,42 persen year-on-year menjadi senilai 161,90 triliun serta penghimpun dana pihak ketiga dengan pertumbuhan sebesar 8,60 persen year-on-year menjadi senilai Rp158,8 triliun," ungkapnya.
Sementara itu, sisi permodalan profitabilitas, likuiditas BPR dan BPRS memiliki rasio keuangan yang relatif terjaga.
"Ini tercermin dari rasio yang menunjukkan ketahanan yang baik dan mampu menopang risiko kredit atau pembiayaan yang sedang menunjukkan tren meningkat pada saat ini," ucap Dian.