Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

OJK Sebut Kondisi Ekonomi RI Masih Solid, Ini Buktinya

(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat
(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat
Intinya sih...
  • Ekspor Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan, terutama pada produk pertanian dan manufaktur. Surplus neraca perdagangan mencapai 4,30 miliar dolar AS.
  • OJK memantau dinamika global, termasuk suku bunga acuan Amerika Serikat, untuk mengantisipasi volatilitas pasar keuangan dan risiko terhadap debitur sektor riil.
  • OJK menilai gejolak global dan kebijakan tarif Trump dapat meningkatkan volatilitas di pasar keuangan serta mempengaruhi kinerja debitur di sektor riil.

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menyampaikan, perekonomian domestik Indonesia terus menunjukkan ketahanan di tengah tekanan global. Bahkan laju inflasi nasional pun tercatat menurun, dan inflasi inti pada Juni mencapai level moderat sebesar 2,37 persen.

"Dari sisi eksternal, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2025 mencatatkan surplus yang cukup besar, setelah sempat mengalami tekanan pada bulan sebelumnya," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (8/7/2025).

1. Ekspor masih menunjukkan pertumbuhan

Ilustrasi ekspor-impor (Pixabay)
Ilustrasi ekspor-impor (Pixabay)

Sementara itu, ekspor Indonesia menunjukkan perbaikan signifikan, terutama didorong oleh pertumbuhan positif dalam produk pertanian dan manufaktur selama tiga bulan terakhir. Kinerja ekspor di sektor ini berhasil mengompensasi penurunan yang terjadi pada ekspor produk pertambangan dan komoditas lainnya, sehingga mendukung surplus neraca perdagangan nasional.

Kondisi ini tercermin dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2025 sebesar 4,30 miliar dolar AS. Angka ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu. Dengan capaian tersebut, Indonesia berhasil mempertahankan tren surplus neraca perdagangan selama 61 bulan berturut-turut sejak April 2020.

2. OJK cermati berbagai dinamika global

GAmbar Susunan Kata Donald Trump (https://www.pexels.com/id-id/foto/30918022/)
GAmbar Susunan Kata Donald Trump (https://www.pexels.com/id-id/foto/30918022/)

Sementara itu, OJK terus mencermati dinamika kebijakan tarif global, termasuk arah suku bunga acuan (FFR) Amerika Serikat yang saat ini masih dipertahankan di kisaran 4,25–4,50 persen, sembari menunggu kejelasan dampaknya terhadap populasi dan sistem keuangan global. Sejalan dengan kondisi pasar global yang fluktuatif, OJK melakukan pemantauan dan asesmen berkala terhadap perkembangan geopolitik dunia.

" Langkah ini penting untuk mengantisipasi potensi peningkatan volatilitas di pasar keuangan dan risiko terhadap debitur sektor riil yang memiliki eksposur pada dinamika global," ungkapnya.

3. Gejolak global hingga tarif Trump picu ketidakpastian

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (YouTube OJK)
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (YouTube OJK)

Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perkembangan kondisi geopolitik global berpotensi meningkatkan volatilitas di pasar keuangan. Untuk itu, OJK akan terus mencermati dan melakukan asesmen secara berkala terhadap berbagai dinamika global terkini.

“Perkembangan kondisi geopolitik global dapat meningkatkan volatilitas pasar keuangan dan mempengaruhi kinerja debitur di sektor riil yang memiliki eksposur terhadap risiko tersebut,” ujar Mahendra.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us