Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Airlangga Hartarto hadir dalam acara Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2022 pada Jumat (30/9/2022). (IDN Times/Tata Firza & Gilang Pandutanaya)
Airlangga Hartarto hadir dalam acara Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2022 pada Jumat (30/9/2022). (IDN Times/Tata Firza & Gilang Pandutanaya)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan dua komoditas yang masih menjadi tantangan bagi Indonesia dalam hal ketahanan pangan. Kedua komoditas tersebut adalah gandum dan kedelai yang sebagian besar pemenuhannya masih impor.

Hal tersebut dikatakan Airlangga dalam diskusi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Southeast Asia Program terkait prioritas ekonomi Indonesia yang berlangsung di Washington, Amerika Serikat (AS), Selasa (25/10/2022).

"Salah satu tantangan Indonesia adalah komoditas impor seperti gandum dan kedelai," kata Airlangga.

1. Kedelai dan gandum jadi komoditas penting buat Indonesia

ilustrasi gandum (pexel.com/pixabay)

Airlangga menambahkan, kedelai dan gandum jadi dua komoditas yang penting untuk masyarakat Indonesia. Kedelai menjadi penting karena merupakan bahan baku pembuatan tempe dan tahu, sedangkan gandum adalah bahan baku pembuatan tepung.

Oleh karena itu, Airlangga mengatakan perlu adanya upaya guna meningkatkan produksi gandum dan kedelai dalam negeri agar mengurangi ketergantungan impor.

"Sebagian besar orang Indonesia makan tahu atau tempe dan sebagian besar kedelai ini dari negara lain. Jadi menurut saya tantangannya adalah bagaimana menanam kedelai di Indonesia," ujar Airlangga.

2. Upaya pemerintah tingkatkan produksi kedelai dan gandum dalam negeri

Ilustrasi pekerja mengolah kedelai untuk produksi tahu dan tempe (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Adapun pemerintah saat ini terus berupaya dalam meningkatkan minat petani untuk menanam kedelai dan meningkatkan produksinya. Airlangga menyatakan, peningkatan produksi dicapai dengan bantuan teknologi rekayasa genetika.

Sementara untuk gandum, pemerintah tengah mendorong substitusinya, yakni sorgum. Sorgum sendiri merupakan tanaman biji-bijian sereal yang bisa dipakai sebagai alternatif bahan pangan pokok pengganti beras ataupun jagung, serta dapat diolah menjadi gula, kecap, bahkan tepung.

"Kami mengidentifikasi juga untuk pengganti tepung terigu. Misalnya dengan sorgum. Kami ingin bekerja dengan agensi mana pun secara berkelanjutan," ucap Airlangga.

3. Peningkatan kesejahteraan petani

Ilustrasi. Petani memanen padi di kawasan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten. (IDN Times/Herka Yanis P.)

Di sisi lain, dalam upaya peningkatan produksi dua komoditas tersebut, pemerintah menilai perlu adanya peningkatan kesejahteraan petani. Hal itu, kata Airlangga, sedang diupayakan melalui program korporatisasi pertanian pada beberapa komoditas utama.

"Yang juga paling penting bagi Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia, serta melindungi masyarakat Indonesia dari kekurangan pangan, maka untuk korporatisasi di sektor-sektor tertentu adalah hal penting," beber dia.

Editorial Team