Pentagon dan Apple Borong Saham MP Materials demi Lawan Dominasi China

- Pemerintah AS luncurkan kemitraan strategis demi ketahanan pasok mineral kritis dengan investasi total mencapai 540 juta dolar AS.
- China dominasi global produksi tanah jarang, mendorong AS mempercepat penguatan kapasitas produksi domestik untuk mengurangi ketergantungan.
Jakarta, IDN Times – Pentagon bergerak cepat untuk memperkuat produksi mineral kritis di Amerika Serikat (AS) dan menantang dominasi China dalam rantai pasok magnet tanah jarang. Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DoD) telah membeli saham ekuitas langsung di MP Materials, menjadikannya pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut. MP mengoperasikan satu-satunya tambang tanah jarang di AS yang terletak di Mountain Pass, California, dan memiliki pabrik magnet di Fort Worth, Texas.
Apple turut ambil bagian dalam upaya yang diumumkan pada Selasa (15/7/2025), dengan menyuntikkan dana sebesar 500 juta dolar AS (sekitar Rp8,1 triliun) ke MP Materials. Perusahaan itu berkomitmen membeli magnet tanah jarang dari MP untuk memperkuat rantai pasok dalam negerinya, setelah ditekan Presiden AS, Donald Trump.
“Inovasi Amerika mendorong segala yang kami lakukan di Apple, dan kami bangga untuk memperdalam investasi kami di ekonomi AS,” kata CEO Apple, Tim Cook, dalam siaran pers yang dikutip dari CNN International, Rabu (16/7).
1. Pemerintah luncurkan kemitraan strategis demi ketahanan pasok

Dilansir dari Fox Business, beberapa hari sebelum pengumuman Apple, DoD juga menggelontorkan dana sebesar 400 juta dolar AS (sekitar Rp6,5 triliun) untuk membeli saham tambahan di MP Materials. Perusahaan menyebut langkah itu sebagai kemitraan publik-swasta yang transformatif, yang bertujuan membangun rantai pasok magnet tanah jarang dari hulu ke hilir di dalam negeri dan memangkas ketergantungan pada negara lain.
Seorang pejabat pertahanan mengatakan kepada CNBC International, DoD telah melakukan investasi jangka panjang di bidang penambangan, pengolahan, dan pemurnian mineral kritis. Total investasi sejauh ini mencapai 540 juta dolar AS (sekitar Rp8,7 triliun) untuk mendukung rantai pasok dalam negeri dan negara sekutu.
“Itu signifikan, dan DoD akan melanjutkan upaya tersebut sesuai dengan alokasi kongres dan otoritas undang-undang,” ujar pejabat itu.
Menteri Dalam Negeri Doug Burgum pada April lalu juga menyebut, pemerintah tengah mempertimbangkan pembelian saham langsung di perusahaan penambang untuk menghadapi dominasi China. Ia menambahkan pemerintahan Trump sedang mengkaji opsi penimbunan mineral strategis dan menciptakan dana asuransi risiko guna melindungi investasi swasta dalam proyek federal. Informasi ini ia sampaikan dalam konferensi energi di Oklahoma City.
2. China dominasi global, AS nyaris ketergantungan total

China masih memegang kendali hampir penuh atas elemen tanah jarang yang krusial untuk barang sehari-hari, mulai dari ponsel hingga turbin angin dan televisi. Elemen ini juga dibutuhkan dalam baterai kendaraan listrik, pemindai MRI, dan terapi kanker. Saat ini, China menguasai 92 persen produksi global dalam tahap pengolahan, karena memiliki satu-satunya peralatan untuk memproses elemen tertentu.
Tanah jarang juga memainkan peran penting dalam sistem persenjataan seperti jet tempur F-35, drone militer, dan kapal selam. Berdasarkan data dari Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), AS hampir sepenuhnya mengandalkan impor tanah jarang dari luar negeri pada tahun 2023, dengan 70 persen pasokan berasal dari China. Situasi inilah yang mendorong pemerintah AS mempercepat penguatan kapasitas produksi domestik.
3. Apple bangun jalur produksi dan tenaga kerja khusus di AS

Fasilitas milik MP Materials di Fort Worth, Texas, akan digunakan untuk membangun jalur produksi magnet khusus bagi Apple. Produksi perdana dijadwalkan dimulai pada 2027 dan diharapkan mendukung ratusan juta perangkat Apple ke depannya, menurut pernyataan resmi dari MP. Ekspansi ini akan membuka puluhan lapangan kerja baru, termasuk pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja AS.
Namun tantangan utamanya terletak pada kelangkaan tenaga kerja spesialis di bidang produksi magnet. Menurut para ahli, kekurangan ini menjadi salah satu kendala utama dalam upaya memindahkan produksi iPhone ke AS.
“Keahlian untuk membuat setiap komponen adalah sesuatu yang harus dikerjakan untuk waktu yang lama,” kata David Marcotte, wakil presiden senior di perusahaan riset pasar Kantar.
Apple dan MP Materials juga akan bekerja sama dalam proyek daur ulang tanah jarang di California. Jalur ini akan memanfaatkan kembali bahan yang dapat digunakan ulang dalam produk Apple mendatang. Meski langkah ini dinilai bisa membantu Apple memperoleh dukungan dari Presiden Trump, proyek ini juga sejalan dengan strategi daur ulang Apple yang sudah berjalan jauh sebelum Trump menjabat. Sebagai contoh, iPhone 16e yang dirilis awal tahun ini mengandung 30 persen material daur ulang.