Langkah-langkah baru pemerintah AS bakal berdampak pada produk impor China senilai 18 miliar dolar (Rp289,2 triliun). Ini termasuk berdampak pada baja dan alumunium, mineral penting, serta derek.
Dilansir Reuters, AS mengimpor barang senilai 427 miliar dolar (Rp6.862 triliun) dari China pada 2023 dan mengekspor 148 miliar dolar (Rp2.377 triliun) ke Beijing. Hal ini dinilai sebagai sebuah kesenjangan yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Katherine Tai, perwakilan Dagang AS, menyebut revisi tarif itu dibenarkan karena Beijing mencuri kekayaan intelektual AS. Namun dia merekomendasikan pengecualian tarif ratusan kategori impor mesin industri, termasuk 19 kategori untuk peralatan manufaktur tenaga surya.
Rincian dari kenaikan tarif impor tersebut adalah kendaraan listrik dari 25 persen menjadi 100 persen sehingga bea masuk menjadi 102,5 persen. Kendaraan lithium dari 7,5 persen menjadi 25 persen, baterai kendaraan listrik dan komponen baterai lainnya dari 25 persen menjadi 50 persen.
Lalu, sel fotovoltaik yang digunakan untuk membuat panel surya, dari nol menjadi 25 persen. Tarif derek kapal ke darat naik dari nol menjadi 25 persen, tarif jarum suntik dan alatnya naik jadi 50 persen dari nol dan alat pelindung diri (APD) naik dari sebelumnya nol menjadi 25 persen.