China Embargo Chip Amerika Serikat Produksi Micron

Jakarta, IDN Times - Eskalasi politik antara China dengan Amerika Serikat meningkat. Itu terjadi setelah China mengambil kebijakan embargo terhadap chip memori yang diproduksi perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Micron.
Regulator Siber China (CAC) menyatakan kalau chip produksi Micron memiliki bahaya laten terhadap keamanan dalam negeri. Chip buatan Micron, menurut mereka, punya "bahaya tersembunyi" terkait pencurian data rahasia kenegaraan.
"Hasil tinjauan ulang menunjukkan kalau produk Micron memiliki risiko jaringan yang tinggi, dan berpotensi membahayakan informasi rahasia dan keamanan nasional China," begitu pernyataan resmi CAC, dilansir Sky News.
1. China tak jelaskan risiko dari chip Micron

CAC tak menjelaskan apa sebenarnya risiko yang ada dalam chip buatan Micron. Mereka hanya menyatakan kalau seluruh produk Micron memiliki bahaya laten.
Pihak Micron juga sudah mendapatkan surat resmi dari CAC untuk tak menjual produknya ke Negeri Tirai Bambu. Hanya saja, pihak Micron masih berusaha untuk berdiskusi dengan otoritas China, mengingat konsumen mereka di sana begitu banyak.
2. Ada potensi aktivitas siber China lumpuh

Kebijakan China merupakan respons atas langkah yang diambil Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Jepang, dalam mengurangi akses untuk pengembangan dan pembuatan chip serta teknologi lain. AS dan sekutunya mengambil langkah itu didasari alasan untuk mencegah China dalam mengembangkan senjata terbaru yang dirasa berbahaya untuk keamanan dunia.
Kebijakan ini memang memiliki potensi untuk melumpuhkan aktivitas siber di China. Sebab, chip produksi Micron merupakan jantung dari kebanyakan smartphone yang digunakan di China.
3. AS dan sekutunya mau tekan China

Pertemuan G7 di Hiroshima, Jepang, memang memancing reaksi keras dari China. Secara umum, Presiden Joe Biden menyatakan kalau harus ada langkah yang diambil untuk "mengurangi risiko dan diversifikasi" hubungan dengan China.
AS beserta sejumlah sekutunya juga sepakat untuk mengambil tindakan koersif demi menekan ekonomi China agar tidak berkembang dan menjadi ancaman dunia.