Pertamina Akan Salurkan Elpiji Pakai Sling Load Lewat Udara di Sumatra
- Pertamina akan salurkan elpiji ke wilayah terisolir di Sumatra menggunakan metode sling load atau kargo gantung via udara.
- Langkah ini diambil untuk memastikan pasokan energi menjangkau desa-desa yang akses daratnya masih terputus.
- Pertamina juga memprioritaskan pengiriman solar, khususnya untuk operasional alat berat yang sedang bekerja membuka akses jalan.
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyampaikan strategi percepatan distribusi energi ke wilayah terisolir bencana di Sumatra. Dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Banda Aceh, Minggu (7/12/2025), ia mengungkapkan rencana pengiriman tabung elpiji menggunakan metode sling load atau kargo gantung via udara.
Langkah ini diambil untuk memastikan pasokan energi menjangkau desa-desa yang akses daratnya masih terputus.
Simon menjelaskan, Pertamina telah berdiskusi matang mengenai rencana pengiriman elpiji menggunakan teknik sling load. Aspek keselamatan menjadi prioritas utama dalam metode ini, terutama terkait tekanan tabung gas di ketinggian.
Berdasarkan perhitungan teknis, tabung elpiji dengan tekanan sekitar 18,6 kg per meter persegi dinilai tetap aman berada di ketinggian kurang lebih 2 kilometer.
“Kami yakin jangkauan helikopter mungkin ketinggian tidak sampai itu, apalagi menggunakan sling load. Jadi kami akan usahakan tempat-tempat yang masih terisolir akan langsung mendapatkan elpiji,” ujar Simon.
Mendengar rencana tersebut, Presiden Prabowo menanyakan kapasitas angkut metode ini.
“Kalau sling load berapa muatnya, berapa ton? Tiga ton” tanya Prabowo.
“Saya kira signifikan untuk satu desa,” sambung Prabowo.
Selain elpiji, Pertamina juga memprioritaskan pengiriman solar, khususnya untuk operasional alat berat yang sedang bekerja membuka akses jalan. Simon mencontohkan penanganan di wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah.
“Kami sudah memulai dengan menyewa pesawat perintis untuk mengirim solar yang khusus digunakan untuk alat berat,” kata Simon.
Untuk volume yang lebih besar, Pertamina bekerja sama dengan TNI menggunakan pesawat Hercules guna mengirimkan pasokan ke daerah terdampak.
Terkait layanan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Simon melaporkan, sebagian besar SPBU yang sempat terdampak kini sudah diperbaiki. Operasional dimaksimalkan menjadi 24 jam untuk mengurai antrean panjang yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.
Guna mempercepat pelayanan, Pertamina menambah jumlah petugas di lapangan. Selain itu, personel TNI dan Polri turut diterjunkan untuk membantu proses pengisian BBM ke kendaraan warga.
“Memang support begitu besar kita dapat dari TNI dan Polri, jadi sebagian dari TNI dan Polri membantu mengisikan BBM bagi rakyat,” imbuhnya.
