Pertamina Gas Lirik Potensi Bisnis Baru

Jakarta, IDN Times – Salah satu perusahaan sub holding PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Gas (Pertagas) akan mulai mengembangkan potensi bisnis di sektor midstream dan downstream minyak dan gas (migas), setelah merayakan ulang tahun ke-17. Ini merupakan komitmen perusahaan untuk menyukseskan target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Sekretaris Perusahaan Pertagas, Muhammad Baron mengatakan bahwa pengembangan potensi bisnis ini melalui pengembangan produk petrokimia dan bidang clean energy atau energi bersih.
"Melalui penyediaan infrastruktur energi dan penyaluran energi yang handal, diharapkan manfaatnya dapat dirasakan ke seluruh lini kehidupan yang sejalan dengan program kedaulatan energi nasional," ujar dia pada acara peringatan ulang tahun ke-17 Pertagasdi Jakarta, Jumat (23/2/2024), dikutip dari Pertamina Energia Weekly, Senin (26/2/2024).
Rencana Pertagas ke depan, termasuk meluaskan bisnis ke segmen di dalam maupun luar migas, di antaranya pembangunan infrastruktur pipanisasi energi, pengembangan infrastruktur gasifikasi kelistrikan, pengelolaan limbah sawit, pendorongan teknologi Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS), dan lainnya.
1. Pertagas dukung pembangunan infrastruktur carbon capture storage
Sejak didirikannya pada 23 Februari 2007, Pertagas telah secara berkelanjutan mengembangkan bisnisnya dengan pengembangan ruas pipa transmisi migas, serta proyek-proyek fasilitas energi lainnya di seluruh Indonesia. Mereka juga giat dalam menjamin kebutuhan pasokan energi domestik.
Kini, mereka bertujuan mengembangkan potensi bisnisnya. Salah satu potensi tersebut adalah pembangunan infrastruktur pendukung CCUS, mengingat peran pentingnya dalam transisi energi.
CCUS adalah teknologi inovatif yang dapat menangkap emisi CO2 dari berbagai operasi industri dan pembangkit listrik, sehingga tidak terlepas ke atmosfer. Dampaknya, jumlah emisi yang dikeluarkan menjadi tidak terlalu banyak.
Jika dipertimbangkan, emisi yang dihasilkan lebih rendah dibanding sumber energi lain, seperti minyak dan batu bara. Hal ini menjadi hal yang positif bagi Pertagas mengingat Indonesia masih memiliki cadangan gas yang cukup besar.
“Namun demikian, Pertagas juga telah memiliki rencana jangka panjang dalam pengembangan bisnis clean energy,” ujar Baron.
Pertagas telah menancapkan posisi sebagai perusahaan infrastruktur energi terdepan. Perusahaan mencatatkan aset di sektor midstream hingga downstream, di antaranya pipa transmisi gas, transmisi minyak, pemprosesan gas, regasifikasi LNG, dan infrastruktur pendukung penyaluran energi lainnya di Indonesia.
2. Pertagas bangun dan operasikan jaringan pipa minyak Rokan
Pertagas tercatat telah membangun dan mengelola pipa transmisi gas sepanjang lebih dari 2.809 kilometer (km), pipa minyak 605 km, dua LPG Plant dengan kapasitas 1130 ton per hari, terminal regasifikasi dengan kapasitas 400 BBTUD, dan LNG Hub dengan kapasitas 127 ribu meter kubik.
“Pertagas juga telah membangun Pipa Minyak Rokan dan telah mengalirkan minyak, serta telah melaksanakan commissioning pipa gas Senipah-Balikpapan,” ucap Baron.
Kedua jaringan pipa tersebut menambah daftar infrastruktur energi yang dibangun dan dikelola Pertagas.
Hingga saat ini, ada 12 jaringan pipa yang telah dibangun dan dikelola perusahaan, di antaranya Pipa Gas Arun Belawan, Pipa Gas Duri- Dumai, Pipa Gas Grisik-Pusri, Pipa Gas Gresik-Semarang, dan lainnya.
Perkembangan ini juga didampingi dengan tagline terbaru Pertagas, yaitu Delivering Reliable Energy (menghadirkan energi yang andal), yang menggambarkan komitmen mereka untuk menyediakan infrastruktur energi. Selain itu, juga untuk menyalurkan energi secara handal dengan mengusung komponen Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).
3. Pertagas sebagai konektor antara produsen dan konsumen
Direktur Eksekutif Reformier Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan, sampai saat ini, kinerja Pertagas terlihat terus meningkat, termasuk ketika harus mengalami penyesuaian usai implementasi pembentukan subholding-subholding Pertamina.
Dia menambahkan bahwa peran Pertagas pada sektor migas nasional sangat penting dan strategis karena menjadi konektor antara produsen dan konsumen. Selain itu, migas juga berperan penting baik dalam penyediaan bahan baku maupun energi.
“Sementara, sektor-sektor ekonomi yang padat saat ini memiliki kontribusi besar terhadap PDB Indonesia,” kata Komaidi.
Dia menekankan bahwa Pertagas perlu proaktif dan mengambil inisiatif untuk membangun dan memperluas infrastruktur migas. Ke depannya, implementasi kebijakan transisi energi berpotensi memberikan dampak positif bagi kinerja operasional dan keuangan Pertagas.
Dia pun menyarankan, rencana peningkatan pemanfaatan gas juga perlu disambut dengan menyiapkan infrastrukturnya.