Keren! Desa-Desa Ini Bisa Produksi Energi Terbarukan Secara Mandiri 

Sekaligus ciptakan lapangan kerja

Di tengah-tengah seruan masyarakat dunia untuk mencegah perubahan iklim, desa-desa di Indonesia rupanya sudah bergiat memproduksi energi ramah lingkungan atau energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Upaya ini ternyata juga bisa membantu warga desa meningkatkan pendapatan atau penghematan. Patut diacungi jempol!

Melalui program Desa Energi Berdikari, Pertamina bahu-membahu bersama warga desa  mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan yang lebih terjangkau, dapat diandalkan, dan berkelanjutan sehingga bisa memberikan dampak kemajuan baik secara ekonomi dan lingkungan.

Saat ini sudah terdapat lebih dari 10 Desa Energi Berdikari, dengan produksi energi total sebesar 35.400 kilowatt-hour (KWH) dan 95.400 liter bahan bakar alternatif (BBA) serta peningkatan pendapatan masyarakat lebih dari Rp870 juta per tahun.

Terwujudnya program Desa Energi Berdikari di Indonesia, menjadi bukti nyata komitmen Environment, Social, Governance (ESG) yang dijalankan oleh PT Pertamina (Persero) dalam mendukung terwujudnya tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Melalui program ini, Pertamina juga berusaha menjawab kebutuhan energi masyarakat dengan mengutamakan keberlanjutan serta kemandirian yang sekaligus bisa menggerakkan roda perekonomian. Berikut beberapa Desa Energi Berdikari di Indonesia.

1. Dusun Bondan, manfaatkan energi terbarukan dari sinar matahari dan angin

Keren! Desa-Desa Ini Bisa Produksi Energi Terbarukan Secara Mandiri Program Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin (E-mas Bayu) dan Energi Mandiri Tambak Ikan (E-mba Mina). (Dok. Pertamina)

Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, yang berada di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah merupakan salah satu desa yang mampu memenuhi hampir 100 persen kebutuhan energi listrik  sendiri melalui pemanfaatan energi terbarukan tenaga surya dan angin untuk pembangkit listrik tenaga hybrid yang mengaliri listrik di dusun tersebut.

Melalui program yang disebut E-mas Bayu (Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin), Pertamina Bersama masyarakat membangun jaringan listrik off-grid atau jaringan yang tidak masuk ke jaringan listrik PLN. 

Melalui program ini Dusun Bondan menjadi kawasan mandiri energi terbarukan yang mampu menghasilkan daya sebesar 16.200 watt-peak (WP). Energi tersebut dapat menyediakan aliran listrik ke 78 rumah tangga, 1 sekolah, 1 masjid, dan 2 rumah produksi atau sebesar 98 persen aliran listrik dari wilayah desa. Selain itu penggunaan energi terbarukan juga menyumbang pengurangan emisi sebesar 7,51 ton CO2eq  per tahun.

Dengan semakin terbukanya akses energi, masyarakat bersama Pertamina juga menjalankan program E-mbak Mina (Energi Mandiri Tambak Ikan). Melalui program ini, masyarakat di Dusun Bondan dapat menghasilkan 160 kg bandeng, 50 kg udang, 20 kg kepiting per bulan serta memunculkan 2 kegiatan ekonomi kreatif, yaitu Ibu Mandiri dan Ibu Mekar Jaya.

Pada program ini, Pertamina telah berhasil meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. Antara lain, penghematan pengeluaran sebesar 75 persen dari Rp9.600.000 menjadi Rp2.400.000 per tahun, peningkatan pendapatan sebesar 75 persen (Rp 18.000.000 per anggota kelompok/tahun), serta pemanfaatan hasil tambak hingga menghasilkan 1.920 kg bandeng, 600 kg udang, dan 240 kg kepiting/tahun.

Baca Juga: Jaga Ketahanan Energi Nasional, Pertamina Tingkatkan Kinerja 2020 

2. Kembangkan solar cell home system di Desa Tepian

Keren! Desa-Desa Ini Bisa Produksi Energi Terbarukan Secara Mandiri Salah satu sudut di Desa Mandiri Energi Listrik Tepian, Kalimantan Utara. (Dok. Pertamina)

Ada juga Desa Tepian, yang terletak di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang menggunakan dan mengembangkan solar cell home system (SHS) dan PLTS komunal untuk mengaliri listrik bagi 270 KK di Desa Tepian sehingga mampu menurunkan emisi hingga 80 persen.

Pemanfaatan energi terbarukan juga mendorong tumbuhnya kelompok pengelola & PLTS komunal berupa BUMDES dengan pendapatan sebesar Rp134,7 juta  per tahun.

3. Kelurahan Kampung Enam bisa sulap limbah jadi energi terbarukan

Keren! Desa-Desa Ini Bisa Produksi Energi Terbarukan Secara Mandiri Program Desa Energi Berdikari. (Dok. Pertamina)

Masih di Kalimantan Utara, tepatnya di di Kelurahan Kampung Enam, Tarakan Timur, terdapat Kelompok Swadaya Masyarakat Ramah Lingkungan dengan program Lebah Enbarter (Layanan Edukasi, Ekologi, dan Ekonomi Berbasis Sampah dan Pemanfaatan Limbah untuk Energi Baru Terbarukan) yang mampu mengolah minyak jelantah yang acapkali dibuang sebagai limbah, menjadi bahan baku biodiesel B10 dan B20. 

Hebatnya hasil olahan kelompok yang digawangi Sardji Sarwan ini telah diuji dan telah memiliki sertifikasi. Hasil inovasi ini telah mengurangi sebesar 21 persen limbah minyak jelantah atau 259 L / tahun minyak jelantah diolah menjadi biodiesel.

Tak hanya mampu mengurangi limbah, inovasi KSM Ramah Lingkungan dengan dukungan dari Pertamina ini pun memiliki dampak ekonomi yang cukup signifikan berupa penurunan biaya konsumsi bahan bakar kelompok dengan menggunakan biodiesel.

4. Program WASTECO di Kelurahan Manggar Baru

Keren! Desa-Desa Ini Bisa Produksi Energi Terbarukan Secara Mandiri Warga Kelurahan Manggar Baru menggunakan gas methana untuk memasak sehingga bisa menghemat penggunaan gas LPG bersubsidi. (Dok. Pertamina)

Sementara itu, di Balikpapan bermula dari produksi sampah yang terus meningkat per tahun hingga mencapai 350 ton per hari, Pertamina melalui program Waste Energy For Community (WASTECO) mengajak warga untuk  melakukan pengolahan sampah menjadi gas metana sebesar 172.800 m3 ton per tahun untuk kebutuhan energi rumah tangga seperti memasak bagi 390 warga dan UMKM di Kelurahan Manggar Baru. 

Dampak dengan adanya program ini mampu menghemat penggunaan BBM untuk bahan bakar genset Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) sebesar 28.080 m3 per tahun. 

Masyarakat sekitar juga sudah dapat merasakan pemanfaatan dari program WASTECO. Di antaranya adalah penghematan biaya pengeluaran untuk memasak dengan pengurangan penggunaan tabung gas LPG 3 kg sebanyak 1.440 tabung per tahun, atau sebesar Rp57,6 juta per tahun di 80 sambungan gas ke rumah warga yang tersambung dengan sambungan gas metana dan penghematan biaya solar/PLN sebesar Rp 62,8 juta per tahun.

5. Instalasi teknologi biogas di Desa Mojopahit

Keren! Desa-Desa Ini Bisa Produksi Energi Terbarukan Secara Mandiri Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) II bekerja sama dengan Yayasan Rumah Energi (YRE), membangun 40 unit teknologi biogas di Lampung Tengah. (Dok. Pertamina)

Seperti layaknya desa-desa di Lampung Tengah salah satunya di Desa Mojopahit, masyarakat bersama Pertamina membangun instalasi teknologi biogas dan mulai memanfaatkan limbah organik yang acap kali menimbulkan masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan menjadi energi terbarukan biogas untuk memasak.

Dengan pemanfaatan biogas, dapat menurunkan gas emisi hingga 108 ton CO2e per tahun, dan menghematan penggunaan gas memasak hingga 120 tabung per bulan. 

Untuk mengetahui lebih jauh terkait program Desa Energi Berdikari, silakan klik di sini ya! (WEB)

Baca Juga: Wujudkan Energi Berkeadilan, Pertamina Resmikan 27 Titik BBM Satu Harga

Topik:

  • Ridho Fauzan
  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya