Kondisi di Mako Brimob Kwitang (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Menurut data yang diolah Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), sepanjang 2021-2025, pemerintah menggelontorkan Rp2,6 triliun hanya untuk pengadaan alat pengendali massa.
"Jika negara masih mengalokasikan anggaran untuk alat represif tanpa evaluasi menyeluruh, maka yang dipertaruhkan bukan hanya keselamatan warga, tetapi juga kualitas hukum dan demokrasi," tutur Peneliti Seknas FITRA, Gurnadi dikutip Jumat,
Pengadaan alat pengendalian massa senilai Rp2,6 triliun itu meliputi peluru karet, tongkat baton, amunisi huru-hara, hingga drone pelontar gas air mata.
Alat-alat tersebut dikenal sebagai instrumen represif dalam menghadapi demonstrasi. Seiring dengan semakin besarnya anggaran instrumen represif, tindakan kekerasan aparat ke para demonstran juga bertambah marak.
"Terbukti, penggunaan alat represif berulang kali menimbulkan korban, bahkan di beberapa kasus dapat menghilangkan nyawa.” ujar Gurnadi.