Polisi Beli Gas Air Mata Sampai Rp1,12 Triliun Pakai APBN

- Belanja gas air mata terbesar pada 2021 sebesar Rp642,2 miliar, diikuti oleh 2022 (Rp268,8 miliar), 2023 (Rp118,4 miliar), dan 2024 (Rp89,3 miliar).
- Gas air mata yang dipakai Polri kedaluwarsa dan digunakan untuk membubarkan massa demo di Mako Brimob. Pengadaan gas air mata Brimob senilai Rp65 miliar pada 2017.
- Pengadaan berbagai jenis gas air mata oleh Polri dari tahun 2021-2024 dengan nilai mencapai ratusan miliar rupiah setiap tahunnya.
Jakarta, IDN Times - Gas air mata menjadi senjata bagi Kepolisian Republik Indonesia (RI) untuk membubarkan massa demonstrasi sejak Senin, (25/8/2025) lalu. Para demonstran harus merasakan perih di mata dan juga sesak pernapasan akibat tembakan demi tembakan gas air mata yang diluncurkan aparat keamanan.
Gas air mata yang dipakai Polri, termasuk Brimob, dibeli dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Berdasarkan data yang diolah Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), pada periode 2021-2024, Polri membeli amunisi gas air mata, pelontar, dan masker dengan APBN sebesar Rp1,12 Triliun.
1. Terbesar di 2021

Data yang diolah FITRA menunjukkan, belanja gas air mata paling besar pada 2021, yakni Rp642,2 miliar. Kemudian, pada 2022 sebesar Rp268,8 miliar, 2023 sebesar Rp118,4 miliar, dan 2024 Rp89,3 miliar.
“Jika negara masih mengalokasikan anggaran untuk alat represif tanpa evaluasi menyeluruh, maka yang dipertaruhkan bukan hanya keselamatan warga, tetapi juga kualitas hukum dan demokrasi," kata Peneliti Seknas FITRA, Gurnadi Ridwan dikutip Sabtu, (30/8/2025).
2. Polri pakai gas air mata yang kedaluwarsa buat pukul mundur demonstran

Parahnya lagi, gas air mata yang dipakai untuk membubarkan massa demo di Markas Besar Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Kwitang, Jakarta Pusat, ternyata kedaluwarsa.
Berdasarkan penelusuran IDN Times di lokasi pagi ini, selongsong bekas gas air mata yang ditembakkan ke massa bertebaran di dua ruas Jalan Kramat Kwitang. Gas air mata itu terdiri dari berbagai jenis, mulai yang dilapisi plastik hingga dilapisi semacam pelat besi dari berbagai warna.
Namun, ada selongsong gas air mata yang sudah digunakan ternyata masa pakainya berlaku pada Desember 2019.
"Use before December 2019," bunyi tulisan di salah satu sisi pada gas air mata berwarna kuning tersebut.
3. Brimob beli gas air mata Rp65 miliar pada 2017

Jika melihat tanggal kedaluwarsa selongsong gas air mata yang dipakai Brimob di Kwitang, maka dapat diasumsikan produksinya sebelum tahun 2019. Berdasarkan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang diperoleh IDN Times, pada 2017, Brimob melakukan pengadaan gas air mata senilai Rp65 miliar dari APBN Tahun Anggaran (TA) 2017.
Pengadaan diajukan ke LKPP pada 17 Oktober 2017, namun tender dinyatakan gagal karena kedua calon penyedia (vendor) tidak memenuhi syarat dokumen pengadaan. Lalu, pengadaan pun diajukan kembali pada 31 Oktober 2017, dan dilakukan tender ulang. Nilai pagu paket pengadaan gas air mata Brimob kala itu Rp65 miliar, dengan harga perkiraan sendiri (HPS) paket Rp64.999.688.456.
Apabila mengacu pada data FITRA, yakni 2021-2024, ada 10 pengadaan terkait gas air mata dari Polri. Berikut rinciannya:
Pengadaan amunisi gas air mata oleh Korsabhara Baharkam Polri senilai Rp108,13 miliar (APBN 2021)
Pengadaan drone pelontar gas air mata oleh Korsabhara Baharkam Polri senilai Rp38,66 miliar (PNBP 2021)
Pengadaan amunisi drone pelontar gas air mata oleh Korsabhara Baharkam Polri senilai Rp11,8 miliar (APBN 2021)
Pengadaan amunisi drone pelontar gas air mata oleh Korsabhara Baharkam Polri senilai Rp15,4 miliar (APBN 2021)
Pengadaan gas air mata KAL 38 MM (Smoke) oleh SLOG Polri senilai Rp19,97 miliar (APBN 2022)
Pengadaan pelontar dan gas air mata oleh Brimob senilai Rp29,96 miliar (APBN 2022)
Pengadaan amunisi gas air mata oleh SLOG Polri senilai Rp69 miliar (APBN 2022)
Pengadaan launcher gas air mata oleh SLOG Polri senilai Rp41,04 miliar (APBN 2022)
Pengadan catridge gas air mata KAL37/38 MM oleh SLOG Polri senilai Rp49,26 miliar (APBN 2023)
Pengadaan pelontar dan amunisi gas air mata beserta aksesoris oleh Brimob senilai Rp39,8 miliar (APBN 2024).