Kapalnya Diserang, Rusia Mundur dari Perjanjian Ekspor Gandum

Rusia tuduh pasukan Inggris berada di balik serangan itu

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Federasi Rusia memutuskan untuk mundur dari perjanjian penting ekspor biji-bijian seperti gandum lewat Laut Hitam. Moskow secara efektif menangguhkan partisipasi pada Sabtu (29/10/2022).

Perjanjian ekspor itu pernah disepakati bersama Ukraina dengan ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki. Tujuannya, untuk mencegah ancaman kelaparan global akibat perang Rusia di Ukraina sehingga biji-bijian produk Rusia dan Ukraina bisa dikirim ke pasar global.

Baca Juga: Tingkatkan Ekspor Gandum, Ukraina dan Moldova Resmikan Jalur KA Tua

1. Rusia tuduh Ukraina lancarkan serangan terhadap kapalnya

Kapalnya Diserang, Rusia Mundur dari Perjanjian Ekspor GandumIlustrasi kapal kargo. (Pexels.com/Tom Fisk)

Kesepakatan ekspor biji-bijian Rusia-Ukraina yang ditengahi Turki-PBB sangat penting untuk menjamin keamanan pasokan pangan secara global. Namun, Rusia telah memutuskan mundur dari kesepakatan tersebut.

Melansir Tass, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa koridor kemanusiaan di Laut Hitam yang dibuka untuk ekspor, telah digunakan pasukan Ukraina melancarkan serangan menggunakan pesawat nirawak.

Moskow mengklaim Kiev melakukan serangan massal dari udara dan laut terhadap kapal dan infrastruktur Rusia. Mereka juga mengatakan bahwa serangan dipimpin oleh spesialis dari Inggris.

Dalam tuduhannya, Rusia menilai pesawat nirawak Ukraina kerap melancarkan serangan terhadap Armada Laut Hitam dan kapal komersial yang ada Sevastopol, Krimea.

Baca Juga: Sepakati Perjanjian Ekspor Gandum Ukraina, Ini Syarat dari Rusia

2. Inggris menolak tuduhan Rusia

Rusia mengklaim Sevastopol telah jadi target Ukraina, mengalami beberapa serangan dalam beberapa bulan terakhir. Kota pelabuhan itu menjadi markas armada dan pusat logistik operasi khusus Rusia di Ukraina.

Menurut Al Jazeera, tentara Rusia mampu menghancurkan sembilan drone udara dan tujuh drone permukaan laut yang diluncurkan oleh pasukan Ukraina baru-baru ini. Mereka juga mengklaim Inggris membantu mempersiapkan serangan itu.

Pasukan Rusia menuduh Inggris yang berbasis di Ochakiv, Ukraina selatan, ikut berada di balik serangan itu. Bahkan menurut Rusia, unit Inggris yang sama telah terlibat ledakan pipa gas Nord Straeam bulan lalu di Laut Baltik.

London secara terbuka menolak mentah-mentah tuduhan yang telah ditimpakan oleh Rusia kepadanya. Mereka mengatakan Moskow menjajakan klaim palsu dalam skala epik untuk menuduh Inggris.

Baca Juga: Tinjau Ekspor Gandum Ukraina, Sekjen PBB Ajak Negara Kaya Atasi Krisis

3. PBB meminta semua pihak menahan diri

Kapalnya Diserang, Rusia Mundur dari Perjanjian Ekspor GandumBendera PBB. (Wikimedia.org/Denelson93)

Tidak dijelaskan secara rinci bukti dari serangan yang dilancarkan Ukraina kepada pasukan Rusia di Sevastopol. Namun, Rusia mengklaim kapal penyapu ranjau dan fregat terkena serangan tersebut.

Presiden Ukraina Volodmyr Zelenskyy menilai keputusan Rusia tersebut bukanlah keputusan yang dibuat saat ini, melainkan telah direncanakan pada September lalu. Melansir BBC, Zelenskyy mengatakan saat itu Moskow telah memblokir pergerakan kapal yang membawa produk makanan milik Ukraina.

"Mengapa beberapa individu di suatu tempat di Kremlin dapat memutuskan apakah akan ada makanan di atas meja orang di Mesir atau di Bangladesh?" kata Zelenskyy.

Seorang juru bicara PBB meminta semua pihak untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang akan membahayakan kesepakatan Laut Hitam. Menurutnya, kesepakatan itu adalah upaya kemanusiaan penting untuk meningkatkan akses makanan bagi jutaan orang di dunia yang terancam kelaparan. 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya