Mulai Hari Ini, Impor Gas Rusia Wajib Bayar Pakai Rubel

Gas tetap dapat dibayar dengan euro lewat bank Rusia 

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Valdimir Putin mengeluarkan dekrit yang mewajibkan pembayaran gas alam Rusia wajib dilakukan menggunakan mata uang rubel per hari ini, 1 April 2022. Aturan itu termaktub sebagai poin utama dari dekrit yang dikeluarkan Putin pada Kamis (29/3/22).

Perubahan mata uang ke rubel untuk pembayaran gas sebelumnya telah mendapatkan penolakan dari negara-negara Uni Eropa (UE) yang disebut sebagai negara-negara tak bersahabat. Amerika Serikat (AS) dan kelompok G7 juga menolaknya.

Tapi dalam aturan yang sudah secara resmi dikeluarkan, Rusia menyebutkan pembayaran tetap bisa menggunakan mata uang asing. Hanya saja pembayaran harus lewat bank Rusia, dan bank tersebut akan mengirimnya dalam bentuk rubel.

Baca Juga: Putin: Negara yang Bukan Sahabat Rusia Harus Bayar Gas Pakai Rubel

1. Kontrak pengiriman gas akan dihentikan jika importir gas menolak membayar dalam rubel

Mulai Hari Ini, Impor Gas Rusia Wajib Bayar Pakai Rubelilustrasi kilang penampungan gas (Unsplash.com/Patrick Federi)

Salah satu dampak dari perang Rusia ke Ukraina adalah gejolak permasalahan perdagangan sektor energi, khususnya gas alam. UE adalah salah satu mitra terbesar Rusia dalam impor produk tersebut.

Hanya saja, sebagian besar negara UE telah mendukung Ukraina dan menjatuhkan sanksi ekonomi yang telah mencekik Rusia. Padahal UE memiliki ketergantungan tinggi terhadap gas Rusia.

Dengan sanksi ekonomi bertubi-tubi terhadap Rusia, nilai rubel anjlok ke titik terendah. Sebagai salah satu cara untuk memperkuatnya, Putin meminta negara-negara tak bersahabat membayar produk gas Rusia dalam mata uang rubel.

Dilansir Reuters, aturan yang secara resmi dimulai pada 1 April itu telah ditetapkan oleh dekrit Presiden Putin. Negara yang tidak mau membayar dalam rubel, maka aliran gas bisa dihentikan.

Presiden Putin mengatakan "kami tidak menjual apa pun secara gratis, dan kami juga tidak akan melakukan amal, kontrak yang ada akan berhenti (jika menolak)."

Baca Juga: Serang Balik Putin, G7 Tolak Bayar Ekspor Minyak-Gas Rusia Pakai Rubel

2. Gas tetap dapat dibayar dengan euro lewat bank Rusia

Sekitar 40 persen kebutuhan gas UE dipasok oleh Rusia. Sebagian besar gas itu telah dialirkan melalui pipa-pipa darat dan laut dengan infrastruktur yang telah dibangun bernilai miliaran dolar selama bertahun-tahun yang lalu.

Sebelum Rusia menyerang Ukraina, harga gas di UE telah mengalami kenaikan dan ketika perang terjadi, harga terus melonjak mencapai rekor yang tertinggi. UE menghadapi ancaman krisis energi.

Jerman sebagai salah satu konsumen terbesar gas dari Rusia, telah menegaskan menolak membayar dalam mata uang rubel. Hampir separuh kebutuhan gas Jerman dipasok Rusia dan negara itu telah menerapkan rencana penghematan gas jika Rusia memutus keran aliran ekspor.

Namun dari dekrit Putin yang mewajibkan negara-negara tak bersahabat membayar dalam rubel, masih ada celah yang memberi kesempatan membayar dalam mata uang asing. Caranya adalah membuka akun rekening di bank Rusia.

Dikutip dari The Moscow Times, "mereka harus membuka rekening rubel di bank Rusia. Dari rekening inilah pembayaran akan dilakukan untuk pengiriman gas mulai besok, 1 April," kata Putin dalam pertemuan pemerintah yang disiarkan televisi.

Semua pembayaran gas Rusia akan ditangani oleh Gasprombank Rusia, anak perusahaan raksasa energi Gazprom yang dikelola oleh negara. Gazprombank menerima pembayaran mata uang asing dan akan mengubahnya menjadi rubel.

Baca Juga: Rubel K.O! Warga Rusia Panik Tarik Dolar AS dari ATM

3. Beli gas dari Rusia, Italia akui ikut mendanai mesin perang Kremlin

Mulai Hari Ini, Impor Gas Rusia Wajib Bayar Pakai Rubelilustrasi kilang penampungan gas (Pexels.com/Tom Fisk)

Aturan baru yang ditandatangani oleh Putin tersebut adalah upaya Kremlin memperkuat ekonomi negaranya yang terpukul akibat sanksi. Negara-negara UE juga telah mendapat kritik karena bergantung gas Rusia yang menjadi salah satu sumber dana untuk menjalankan mesin perang Presiden Putin.

Jerman, sebagai konsumen yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap gas Rusia, menegaskan "sengan segala cara, tetap saja perusahaan ingin, dapat dan akan membayar dalam euro," kata Kanselir Olaf Scholz dikutip Deutsche Welle. Hal itu sudah dibicarakan antara Scholz dan Putin.

Italia, salah satu konsumen utama gas dari Rusia juga telah mendapatkan janji seperti yang diberikan Rusia kepada Jerman. Dilansir Associated Press, Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan "kontrak yang ada tetap berlaku. Perusahaan-perusahaan Eropa akan terus membayar dalam dolar dan euro."

Draghi mengakui bahwa negaranya yang terus mengimpor gas Rusia telah mendanai mesin perang Kremlin. "Kami, Jerman dan Italia, bersama dengan negara-negara lain yang merupakan importir gas, batu bara, biji-bijian, jagung (ikut)mendanai perang. Tidak ada keraguan. Untuk alasan ini, Italia bersama dengan negara lain, mendorong pembatasan harga gas. Tidak ada alasan substansial bahwa harga gas begitu tinggi untuk orang Eropa."

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya