Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sugiantu Kusuma 'Aguan' (dok/pantaiindahkapukdua.com)

Intinya sih...

  • Aguan adalah pendiri Agung Sedayu Group, salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia.
  • ASG mulai dikenal lewat rekomendasi mulut ke mulut dan berhasil membangun Harco Mangga Dua, mal elektronik terintegrasi pertama di Indonesia.

Jakarta, IDN Times - Sugianto Kusuma alias Aguan menjadi salah satu pengusaha kelas kakap yang datang ke Istana Kepresidenan. Dia dua hari beruntun menemui Presiden Prabowo Subianto pada Kamis dan Jumat (6-7/3/2025).  

Pada Kamis, dia ke Istana bersama dengan Prajogo Pangestu (Barito Pacific Group), Anthoni Salim (Salim Group), Garibaldi Thohir (Adaro Energy), Franky Widjaja (Sinar Mas Group), Dato Sri Tahir (Mayapada Group), James Riady (Lippo Group), dan Tomy Winata (Artha Graha Network). Sementara pada Jumat, dia hadir dengan beberapa pengusaha nasional lain, seperti Ketua Kadin Anindya Bakrie, bos Jhonlin Group Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam, dan bos CT Corp Chairul Tanjung.

Aguan tercatat sebagai Presiden Direktur PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI). Namun, jauh sebelum itu, Aguan merupakan taipan properti yang sudah malang melintang di Indonesia. Dia merupakan pendiri Agung Sedayu Group.

Aguan bahkan disebut-sebut menjadi bagian dari kelompok 9 Naga yang begitu masyhur di negeri ini. Berikut profil lengkap Aguan seperti dikutip dari Fortune Indonesia.

1. Pendiri Agung Sedayu Group (ASG)

Agung Sedayu Group (Dok Instagram @agungsedayugroupofficial)

Aguan merupakan pengusaha dan konglomerat Indonesia yang lahir di Palembang, Sumatra Selatan pada 9 Januari 1951. Aguan merupakan pendiri Agung Sedayu Group (ASG), salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia.

Aguan mendirikan ASG dari sebuah perusahaan kontraktor yang bergerak dalam pembangunan rumah dan pertokoan sederhana pada 1971. Bisnisnya itu terus berkembang dan menjadi salah satu yang terbesar sampai saat ini.

Mengutip situs resmi, pada 10 tahun pertamanya ASG mulai dikenal di pasar lewat rekomendasi mulut ke mulut. Kemudian berkat kerja keras seluruh karyawan, ASG mengalami pertumbuhan pesat yang kemudian memulai ekspansi jangkauan pelanggan dan menjalin lebih banyak kemitraan.

Sejak 1991, ASG berhasil menjadi perusahaan properti terkemuka dengan sukses membangun Harco Mangga Dua, mal elektronik terintegrasi pertama di Indonesia.

Kesuksesan ini diikuti oleh pengembangan proyek-proyek besar lainnya, mulai dari kawasan residensial dan komersial, seperti Taman Palem yang seluas 200 hektare, Pantai Indah Kapuk Dua (PIK 2), hingga berbagai apartemen bertingkat tinggi. ASG juga mengerjakan proyek pusat pembelanjaan besar seperti Ashta District 8, Mall of Indonesia, PIK Avenue, dan Grand Galaxy Park.

2. Kekayaan Aguan

Ilustrasi harta (IDN Times/Arief Rahmat)

Data soal kekayaan Aguan tidak banyak bisa diketahui. Namun, Globe Asia memperkirakan pada 2018 silam, Aguan tercatat memiliki kekayaan mencapai 970 juta dolar AS.

CNBC Indonesia pada pertengahan tahun lalu memperkirakan kekayaan Aguan sebesar Rp42,73 triliun, mengacu kepemilikan saham mayoritas Agung Sedayu Group di PANI saat itu sebesar 55,57 persen. Agung Sedayu Group merupakan pemegang saham PANI secara tidak langsung melalui PT Multi Artha Pratama (MAP).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), kepemilikan saham Aguan melalui MAP telah meningkat saat ini menjadi 89,92 persen. Adapun komposisi pemegang saham PT Multi Artha Pratama yang dimiliki Agung Sedayu senilai 50 persen, dan PT Tunas Mekar Jaya (Grup Salim) sebesar 50 persen. 

Dengan jumlah saham yang dimiliki dan harga saham PANI pada penutupan perdagangan pekan ini, maka kekayaan Aguan yang berasal dari kepemilikan sahamnya di PANI sekitar Rp88 triliun. Kekayaannya diperkirakan lebih besar lagi karena sejumlah bisnis yang dimiliki. 

3. Bergabung dengan Tzu Chi

Tzu Chi School (facebook.com/Tzu Chi School Indonesia)

Kehidupan pribadi Aguan pun erat kaitannya dengan organisasi besar berbasis kebuddhaan yang kini dikenal sebagai Buddha Tzu Chi.

Hal itu bermula ketika pebisnis Murdaya Poo dan Hartati Murdaya memperkenalkan Aguan dengan Master Cheng Yen, Pendiri Tzu Chi. Tali kasih pun berlanjut tanpa direncanakan ketika seorang sahabat Aguan yang juga pengusaha top Indonesia, Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinarmas Group mengajaknya bergabung dengan Buddha Tzu Chi.

Di Yayasan Buddha Tzu Chi, Aguan belajar banyak hal, terutama dalam bidang sosial seperti mengelola sekolah, bakti sosial, berderma, dan lainnya. Salah satu tugas yang pernah diembannya adalah membangun rumah susun bagi masyarakat miskin di Kali Angke, yang diharapkan dapat menjadi percontohan bagi pemerintah maupun yayasan lain.

Editorial Team