Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gibran Huzaifah dalam acara IMGS 2023, Innovative Approaches in Agrifood: Lessons Learned pada Jumat (24/11/2023). (dok. IDN Media)

Intinya sih...

  • eFishery dilaporkan memalsukan laporan keuangan dengan menggelembungkan pendapatan hingga 600 juta dolar AS dalam sembilan bulan, padahal seharusnya hanya 157 juta dolar AS.
  • Gibran Huzaifah adalah pendiri eFishery yang berasal dari kondisi ekonomi yang sulit, namun berhasil menjadikan eFishery sebagai startup unicorn dengan valuasi mencapai 1,4 miliar dolar AS.

Jakarta, IDN Times - Pendiri sekaligus eks CEO eFishery, Gibran Huzaifah kembali jadi topik pembicaraan setelah perusahaan rintisan atau startup yang didirikannya diduga memalsukan laporan keuangan dalam beberapa tahun terakhir.

Mengutip The Straits Times, startup agritech yang mendapatkan dukungan pendanaan dari SoftBank Group Jepang dan Temasek Singapura itu dilaporkan menggelembungkan pendapatan nyaris 600 juta dolar Amerika Serikat (AS) dalam sembilan bulan hingga September 2024.

Dalam laporan penyelidikan awal, pendapatan untuk periode tersebut diperkirakan hanya 157 juta dolar AS, bukan 752 juta dolar AS seperti yang disampaikan ke investor.

"Manajemen juga menggelembungkan angka pendapatan dan laba untuk beberapa tahun sebelumnya," tulis laporan tersebut seperti diberitakan The Straits Times.

Lantas, siapa sebenarnya Gibran Huzaifah? Berikut profil lengkapnya seperti dikutip dari berbagai sumber.

1. Gibran banyak menjalankan usaha sejak kuliah

Gibran Huzaifah dalam acara IMGS 2023, Innovative Approaches in Agrifood: Lessons Learned pada Jumat (24/11/2023). (dok. IDN Media)

Sejak kuliah, Gibran sudah mencoba berbagai macam usaha, mulai berjualan donat hingga akhirnya mampu menyewa kolam di kawasan Bojongsoang, Kabupaten Bandung untuk memulai usaha ternak ikan lele.

Panen pertamanya cukup berhasil dengan hasil 130 kilogram (kg) ikan lele. Namun, persoalan datang karena tidak mampu memasarkan hasil panennya. Dari masalah inilah mulai lahir usaha ‘Dorri Foods Indonesia’.

Produk hasil olahan ikan lele dimulai dari Jalan Tubagus Ismail, Kota Bandung dan terus berkembang dengan membuka berbagai cabang.

“Hingga akhirnya ketika saya lulus, saya memiliki 76 kolam sendiri dan kalau biasanya ada fintech, maka saya punya fishtech,” kata Gibran, dikutip dari situs resmi ITB.

2. Gibran pernah tidak makan tiga hari karena kehabisan uang

Gibran Huzaifah, Founder and CEO eFishery dalam acara IMGS 2023, Innovative Approaches in Agrifood: Lessons Learned pada Jumat (24/11/2023). (IDN Times/Tata Firza)

Meski berkuliah dan lulus dari ITB, Gibran sejatinya tidak berasal dari keluarga berada. Angkatan 2012 itu memulai bisnisnya dari kondisi paling bawah. Dia pernah kesulitan membeli makanan hingga kelaparan.

Sebelum menjalankan startup Aqua-Tech pertama di Asia, Gibran ternyata pernah tidak makan tiga hari saat kuliah karena kehabisan uang. Gibran menjalani hidup cukup keras saat kuliah. Gibran juga pernah menumpang tinggal sampai berpindah-pindah masjid karena kuliah tanpa uang saku.

Pada akhirnya, Gibran menemukan momentumnya dan mendirikan eFishery pada 2013 dan sempat menjadi startup unicorn dengan valuasi mencapai 1,4 miliar dolar AS.

3. Awal mula ide pendirian eFishery

IDN Times/Istimewa

Ide mendirikan eFishery muncul di benak Gibran di sebuah kelas biologi tentang akuakultur yang membahas pembibitan ikan lele. Dia kemudian mencari modal untuk menyewa kolam lele. Sedikit demi sedikit bisnis ikan lele tumbuh menjadi 76 kolam.

Dalam mengarungi bisnis ikan lele, Gibran mengalami sendiri tantangan margin keuntungan yang tipis karena pakan yang mahal. Belum lagi, harga lele sangat rendah karena dikuasai tengkulak.

Kondisi ini yang mendorong Gibran membuat prototipe pemberi makan otomatis untuk kolam lele dengan basis teknologi internet-of-things (IoT). Perangkat cerdas ini bisa dengan akurat mendeteksi permasalahan di kolam, terutama saat ikan kelebihan atau kekurangan pakan.

eFishery kemudian menjadi startup yang memberikan solusi end-to-end untuk pembudidaya ikan dan udang di Indonesia, mulai dari teknologi smart farming, input, akses pembiayaan, hingga pasar Business to Business (B2B).

Gibran juga telah mengantongi beragam penghargaan, di antaranya pada 2017 tercatat dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia, Ernst & Young Entrepreneur of the Year (kategori Inovasi) pada 2018, MIT Tech Review Innovator Under 35 pada 2019, dan Fortune 40 Under 40 Indonesia pada 2022.

Editorial Team