Ilustrasi Perkembangan Ekonomi Digital. (IDN Times/Aditya Pratama)
Adapun pola reimbursement perusahaan dan karyawan lainnya dapat terbagi ke dalam beberapa kategori.
Pengeluaran untuk transportasi menjadi kategori reimbursement yang paling sering diajukan mengingat tingginya mobilitas kerja di era hybrid work. Setidaknya reimbursment untuk kategori ini mencapai 30 persen untuk menutupi pengeluaran kendaraan, bensin, parkir, dan service.
Kategori kedua terbesar adalah peralatan dan pengiriman sebanyak 15 persen, seperti alat tulis kantor (ATK) dan kurir, diikuti oleh akomodasi, seperti sewa hotel saat perjalanan dinas.
“Adanya sub-kategori pengeluaran mengharuskan perusahaan untuk memiliki sistem reimbursement yang bisa menangani kompleksitas tersebut. Sebagai contoh, perjalanan dinas harus tercatat dan terhitung dengan akurat karena terdiri dari banyak komponen pengeluaran, seperti transportasi, dan akomodasi,” katanya.
Selanjutnya, karena kerap mengunjungi pelanggan dan mitra bisnis, tim sales dan commercial adalah divisi yang paling sering mengajukan reimbursement.
Sebanyak 40 persen dari pengajuan reimbursement berasal dari tim tersebut, diikuti oleh tim operasional dan produk 18 persen yang acap kali mengecek langsung keadaan pasar.
Tim engineering dan lapangan 16 persen yang juga biasa terjun ke lapangan berada di posisi ketiga.