Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Reynaldi Hermansjah ketika mengunjungi RSUD Sanjiwani, Gianyar, Bali. (IDN Times/Santi Dewi)
Direktur utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Reynaldi Hermansjah ketika mengunjungi RSUD Sanjiwani, Gianyar, Bali. (IDN Times/Santi Dewi)

Jakarta, IDN Times - PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) optimistis bisa mencapai target laba bersih hingga Rp2,1 triliun pada 2024. Hal itu didukung fakta hingga September 2024, laba bersih yang berhasil diraup mencapai Rp1,8 triliun. 

"Kami menargetkan laba bersih kurang lebih berkisar antara Rp2 triliun sampai Rp2,1 triliun yang insya Allah dapat kami capai pada akhir tahun ini," ujar Direktur Utama PT SMI, Reynaldi Hermansjah dalam media gathering terbatas di Bali pada 10 Desember 2024 lalu. 

Artinya, PT SMI hanya tinggal mengejar laba sebesar Rp290 miliar di kuartal IV-2024. Namun, Reynaldi ogah membocorkan strategi yang digunakan oleh PT SMI untuk bisa mencapai laba yang cukup besar tersebut. 

"Untuk mencapai target itu apa strateginya? Itu rahasia dapur. Tetapi, kami optimistis bisa mencapai target di akhir tahun ini," katanya sambil tertawa. 

Ia menjabarkan PT SMI mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp5,77 triliun. Sedangkan, total aset tercatat Rp115,64 triliun, aset pembiayaan & investasi Rp93,14 triliun, dan interest bearing liabilities (IBL) Rp70,53 triliun.

1. PT SMI sudah gelontorkan komitmen pembiayaan Rp147,38 triliun per September

Direktur utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Reynaldi Hermansjah (pojok kanan) di acara media gathering di Bali. (IDN Times/Santi Dewi)

Lebih lanjut, Reynaldi mengatakan total ekuitas PT SMI mencapai Rp43,56 triliun. Angka itu melampaui ekuitas sepanjang 2023 yakni Rp42,26 triliun. Net Non Performing Loan (NPL) tercatat 0,43 persen dan Cost Efficiency Ratio (CER) di 20,84 persen serta Debt to Equity Ratio (DER) 1,75.

"Ini menggambarkan SMI masih memiliki kemampuan untuk menggunakan ekuitas dalam melakukan pembiayaan pengembangan infrastruktur ke depannya," katanya. 

Selain itu, PT SMI mencatatkan komitmen pembiayaan dan investasi per September 2024 sebesar Rp147,38 triliun. Komitmen itu disalurkan untuk pembiayaan badan usaha sebesar Rp82,38 triliun, pembiayaan pemda Rp38,97 triliun, pembiayaan syariah Rp14,94 triliun, penerusan pinjaman sebesar Rp6,72 triliun dan pembiayaan untuk penyertaan modal sebesar Rp4,35 triliun.

"Namun ke depannya, kami akan lebih memaksimalkan pembiayaan pemda sehingga Indonesia mempunyai tingkat pembangunan infrastruktur yang merata dari barat ke timur," tutur dia. 

2. Pembiayaan PT SMI didominasi sektor pembangunan jalan tol

Ilustrasi sejumlah kendaraan melewati jalan tol dalam kota. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Di forum itu, Reynaldi menyebut sebaran pembiayaan PT SMI masih didominasi di Pulau Jawa dan Sulawesi. Ada tiga sektor pembiayaan terbesar dari PT SMI yakni jalan tol mencapai 28 pesen, multi-sektor 24 persen dan ketenagalistrikan 19 persen. 

Ia turut memaparkan komitmen SMI terhadap pembiayaan hijau, yaitu pembiayaan untuk sektor energi baru terbarukan (EBT) dan transportasi ramah lingkungan dengan total kumulatif mencapai Rp27,95 triliun pada September 2024. Hal itu merupakan komitmen SMI untuk mengurangi Emisi gas rumah kaca (GRK).

Beberapa proyek energi terbarukan yang dibiayai yaitu, 32 Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), 6 Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), 5 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTA), 2 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), 2 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). 

"Seluruh proyek yang dibiayai itu berpotensi menghindarkan emisi GRK capai 6.848.525-ton CO2e per tahun dengan potensi energi yang dihasilkan per tahun mencapai 7.405.827 MWh. Ini adalah kontribusi kami kepada pengurangan efek rumah kaca di Indonesia," katanya. 

3. PT SMI juga dipercaya untuk salurkan dana dari institusi donor luar negeri

Ilustrasi anggaran. (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain itu, PT SMI juga memiliki proyek SDG Indonesia One. Perusahaan pelat merah ini diberikan kepercayaan oleh institusi donor dari luar negeri yang mau melaksanakan proyek di Indonesia. 

SMI sudah bekerja sama dengan 37 mitra yakni organisasi internasional, multilateral, bilateral, bank pembangunan, bank komersial, pemerintah, korporasi, hingga filantropi. 

“Kami diberikan kepercayaan untuk menyalurkan dana pembangunan infrastruktur. Proyek yang sedang on going ialah EBT (Energi Baru dan Terbarukan), pengelolaan sampah, perairan, dan juga kesehatan," ujar Reynaldi. 

Selain menggarap EBT, ke depannya Reynaldi mengaku tidak menutup kemungkinan akan memberikan pembiayaan pada energi baru seperti nuklir. 

Menurutnya, itu semua tergantung pada analisa terhadap pembangkit itu. Mereka mengandalkan pengakajian dari sisi teknis dan due diligence untuk menentukan apakah akan mendanai proyek energi baru atau tidak.

Editorial Team