Jakarta, IDN Times - Pemerintah kembali menegaskan komitmennya menanggung selisih harga keekonomian dengan harga yang dibayarkan masyarakat melalui subsidi dan kompensasi energi maupun non-energi. Kebijakan ini disebut sebagai bentuk keberpihakan fiskal agar masyarakat dapat menikmati harga energi yang lebih murah.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, harga keekonomian pertalite saat ini mencapai Rp11.700 per liter. Namun masyarakat hanya membayar Rp10.000 per liter. Artinya, pemerintah harus menutup selisih Rp1.700 per liter atau sekitar 15 persen melalui kompensasi sehingga subsidi yang digelontorkan sebesar Rp56,1 triliun dan dinikmati lebih dari 157,4 juta kendaraan.
Beban yang lebih besar ditanggung pemerintah untuk bahan bakar solar. Dari harga keekonomian Rp11.950 per liter, masyarakat hanya membayar Rp6.800 per liter.
“Dengan demikian, pemerintah harus menanggung selisih Rp5.150 per liter, setara sekitar 43 persen dari harga keekonomian,” tegas Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Selasa (30/9/2025).