Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Purbaya Ungkap Nvidia Pilih Malaysia karena Iklim Investasi RI Kusut
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/11). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Intinya sih...

  • Ekonomi Indonesia seharusnya tumbuh pesat jika masalah investasi selesai

  • Purbaya menyoroti laporan anak buah yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan

  • Pemerintah membentuk satgas penghilang hambatan investasi untuk memperbaiki situasi kusut

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengakui iklim investasi di Indonesia saat ini masih berantakan. Kondisi itu menyebabkan Indonesia kalah saing dalam menarik investasi, bahkan dari negara tetangga.

Menurut Purbaya, Indonesia kini tertinggal jauh dari negara-negara seperti Vietnam, Thailand, Singapura, dan Malaysia. Dia mencontohkan kasus terbaru di mana perusahaan teknologi besar Nvidia lebih memilih berinvestasi di Johor, Malaysia, ketimbang Indonesia.

"Sekarang kita sama Vietnam kalah, sama Thailand kalah, sama Singapura kalah, sama Malaysia kalah dalam hal menarik investasi. Kemarin, Nvidia, baru pilih Johor dibanding Indonesia," katanya dalam Pembukaan Rapimnas Kadin 2025, dikutip Selasa (2/12/2025).

1. Harusnya ekonomi Indonesia bisa tumbuh cepat

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Meskipun pemerintah telah menerapkan sistem perizinan terpadu, Purbaya menyoroti masalah di lapangan tidak kunjung selesai. Jika masalah sudah tuntas, perekonomian Indonesia seharusnya sudah melaju pesat dan investasi bisa berjalan kencang.

"Iklim investasi kita masih berantakan. Betul kan? One single, one stop service, tapi gak kelar-kelar. Eh, boleh ngomong gini gak ya? Kalau nggak kita udah lari ekonominya, investasi udah ngebut," ujarnya.

2. Purbaya sebut anak buah beri laporan yang baik-baik saja

Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Purbaya Yudhi Sadewa di Kantor LPS, Jakarta, Rabu (8/10/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Purbaya mengatakan, upaya perbaikan iklim investasi tidak cukup hanya di atas kertas atau melalui revisi undang-undang. Menurutnya, peraturan di atas kertas pasti terlihat bagus.

"Kalau di atas kertas, semuanya pasti bagus. Kalau saya panggil anak buah saya di Kementerian Keuangan, 'Ada hambatan, enggak?'. (Dijawab) 'Enggak ada, Pak'. (Saya tanya) 'Keluhan ada?'. (Dijawab) 'Enggak ada, Pak". Tapi, investasi nggak masuk," tuturnya.

Sebaliknya, ketika dia menanyakan langsung kepada pelaku bisnis, keluhan yang muncul adalah situasinya masih kusut.

"Kalau saya tanya pelaku bisnis, gimana? Kusut katanya. Gitu kan," ungkap Purbaya.

3. Pemerintah bentuk satgas penghilang hambatan investasi

ilustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Untuk mengatasi kondisi investasi yang kusut, Purbaya mengusulkan pembentukan Task Force The Bottlenecking (Satuan Tugas Penghilang Hambatan). Usulan itu telah disetujui oleh Menteri Koordinator Perekonomian dan Presiden.

Satgas tersebut telah resmi diluncurkan. Satgas terdiri dari tiga kelompok kerja (Pokja), di mana Pokja II difokuskan sebagai tim debottlenecking (penghilang hambatan). Para pelaku bisnis dipersilakan melapor jika menghadapi masalah atau hambatan dalam kegiatan usahanya.

"Di situ, bapak-bapak, ibu-ibu, para pelaku bisnis, kalau ada hambatan di bisnis Anda, Anda bisa lapor, dan kami akan sidangkan seminggu kemudian," kata Purbaya.

Editorial Team