Kapitalisasi Pasar Nvidia Lampaui Gabungan PDB Jepang, India, Inggris

- Nvidia mencetak sejarah sebagai perusahaan pertama di dunia yang menembus nilai pasar 5 triliun dolar AS, setara Rp82.850 triliun.
- Angka tersebut memperkuat posisi Nvidia sebagai raksasa teknologi terbesar dunia, meninggalkan pesaing seperti Microsoft dan Apple.
Jakarta, IDN Times – Nvidia resmi mencetak sejarah sebagai perusahaan pertama di dunia yang menembus nilai pasar 5 triliun dolar AS (setara Rp82.850 triliun). Lonjakan ini terjadi di tengah ledakan industri akal imitasi (AI) dan performa kuat pasar saham Amerika Serikat (AS). Tiga bulan sebelumnya, Nvidia baru saja mencapai tonggak 4 triliun dolar AS.
Menurut data Dana Moneter Internasional (IMF), kapitalisasi pasar Nvidia kini bahkan melampaui gabungan produk domestik bruto (PDB) Jepang, India, dan Inggris. Angka tersebut memperkuat posisi Nvidia sebagai raksasa teknologi terbesar dunia, meninggalkan pesaing seperti Microsoft dan Apple di belakangnya.
Para analis menilai, pencapaian ini menandai era baru dalam dominasi sektor AI terhadap ekonomi global.
1. Ledakan permintaan chip AI picu lonjakan saham

Permintaan tinggi terhadap chip canggih Nvidia yang menjadi tulang punggung perangkat lunak dan produk AI membuat harga saham melonjak tajam sejak awal 2023. Bursa saham AS mencatat rekor demi rekor pekan ini seiring investasi besar-besaran di bidang kecerdasan buatan. Nvidia pertama kali menembus nilai 1 triliun dolar AS pada Juni 2023 dan hanya butuh dua tahun untuk naik empat kali lipat.
Dilansir dari The Guardian, CEO Nvidia, Jensen Huang pada Selasa (28/10/2025) mengumumkan pesanan chip AI senilai 500 miliar dolar AS (setara Rp8.285 triliun). Perusahaan juga menggandeng Uber untuk mengembangkan robotaxi otonom, menginvestasikan 1 miliar dolar AS (sekitar Rp16,6 triliun) ke Nokia untuk proyek teknologi 6G, dan bekerja sama dengan Departemen Energi AS membangun tujuh superkomputer AI baru.
OpenAI, pencipta chatbot ChatGPT yang mempopulerkan AI sejak 2022, diketahui sangat bergantung pada chip Nvidia. Bulan lalu, Nvidia mengucurkan dana 100 miliar dolar AS (setara Rp1.657 triliun) ke OpenAI untuk membangun pusat data berkapasitas minimal 10 gigawatt guna memperkuat performa ChatGPT. Dana ini akan digunakan OpenAI untuk membeli jutaan chip buatan Nvidia.
2. Trump puji Nvidia dan longgarkan penjualan ke China

Presiden AS, Donald Trump, menyebut, CEO Nvidia Jensen Huang sebagai sosok luar biasa saat berpidato di Korea Selatan. Ia juga kerap menyebut Nvidia sebagai kisah sukses Amerika modern yang memperlihatkan kekuatan inovasi nasional. Trump bahkan berencana mengizinkan versi lebih sederhana dari chip AI Blackwell dijual ke China, kebijakan yang diyakini dapat mendongkrak nilai saham lebih tinggi.
Trump tercatat memiliki saham Nvidia senilai 1,3 juta dolar AS (setara Rp21,5 miliar) berdasarkan laporan keuangan tahun lalu. Ia menambahkan, dirinya akan membahas chip Nvidia dalam pertemuan dengan Presiden China, Xi Jinping. Pada hari yang sama, saham Nvidia naik 5,6 persen menjadi lebih dari 212 dolar AS per lembar karena optimisme penjualan ke pasar China.
Sebelumnya, Nvidia sempat dilarang menjual chip tercanggihnya ke China hingga Trump mencabut larangan tersebut pada Juli. Meski begitu, perusahaan kini wajib menyetorkan 15 persen dari pendapatan di China ke pemerintah AS sesuai aturan baru.
3. Peringatan gelembung AI bayangi pencapaian 5 triliun dolar AS

Pencapaian 5 triliun dolar AS dianggap sebagai simbol kekuatan AI yang dampaknya disamakan dengan peluncuran iPhone pertama oleh Steve Jobs 18 tahun lalu. Seperti Apple yang menjadi perusahaan publik pertama mencapai nilai 1-3 triliun dolar AS berkat iPhone, kini Nvidia menempati posisi yang sama dalam era AI. Microsoft dan Apple juga sudah melampaui 4 triliun dolar AS karena euforia investasi serupa.
Namun sejumlah pakar memperingatkan potensi gelembung AI yang bisa memicu kejatuhan harga saham. Bank of England dan IMF sudah menyuarakan kekhawatiran serupa dalam beberapa laporan terakhir. CEO JP Morgan, Jamie Dimon, mengatakan kepada BBC bahwa tingkat ketidakpastian seharusnya lebih tinggi di benak banyak orang.
Banyak transaksi di industri AI saling berkaitan erat, termasuk investasi 100 miliar dolar AS Nvidia ke OpenAI yang tergantung pada pembelian chip dari perusahaan yang sama. Beberapa perusahaan dilaporkan gagal meraup keuntungan nyata dari AI, sementara banyak proyek percontohan justru belum menghasilkan dampak bisnis jelas.
Ahli keuangan AJ Bell, Danni Hewson, menyebut nilai 5 triliun dolar AS milik Nvidia begitu besar hingga sulit dipahami secara rasional oleh manusia.
“Tentu saja, ini tidak akan menghilangkan kekhawatiran tentang gelembung AI, tetapi pasar tampaknya tetap ingin maju terus,” katanya, dikutip dari BBC.


















