Biden Berjanji Naikkan Tarif Impor Baja dari China

AS pertimbangkan kenaikan hingga 3 kali lipat

Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari China hingga tiga kali lipat. Ini merupakan upaya Biden untuk menangani apa yang dianggapnya sebagai praktik tidak adil dan untuk melindungi pekerja Amerika.

"Daripada mengimpor produk asing dan mengekspor lapangan kerja Amerika, lebih baik kita mengekspor produk Amerika dan menciptakan lapangan kerja Amerika," kata Biden pada Rabu (17/4/2024), dikutip dari NHK News.

Biden membuat pernyataan tersebut saat berpidato di kantor pusat serikat pekerja United Steelworkers di 'Kota Baja', Pittsburgh, Pennsylvania.

Baca Juga: Deretan 5 Negara dengan Utang Terbesar ke China 

1. Mengadopsi kebijakan yang pernah dilakukan oleh Donald Trump

Biden menambahkan, pemerintah China memberikan subsidi besar-besaran kepada perusahaan-perusahaan baja dan hal ini bukan bersaing, melainkan curang.

Biden ingin menaikkan tarif rata-rata impor baja dan aluminium tertentu dari 7,5 persen menjadi lebih dari 20 persen. Dia akan meminta Kantor Perwakilan Dagang AS untuk mempertimbangkan kenaikan tarif tiga kali lipat berdasarkan Pasal 301.

Bagian dari undang-undang perdagangan AS pada 1974, mengizinkan penggunaan tarif terhadap praktik yang diduga tidak adil oleh negara asing. Hal ini pernah dilakukan oleh pendahulu Biden, Donald Trump, guna mempersempit defisit perdagangan dengan Beijing dan negara-negara lain.

"Di sektor manufaktur seperti baja, China sudah memproduksi lebih banyak dari yang dapat diserap dengan mudah oleh China atau dunia. Subsidi China dan bentuk dukungan lainnya menyebabkan ekspor membanjiri pasar global dengan harga yang sangat rendah, sehingga melemahkan baja Amerika yang lebih ramah lingkungan," kata salah satu staf ekonomi utama Biden, Lael Brainard, dikutip dari Kyodo News.

Menurut Brainard, pendekatan Biden yang strategis, seimbang, dan tepat sasaran, telah dirumuskan dalam kemitraan erat dengan pemangku kepentingan industri dan serikat pekerja yang secara langsung merasakan dampak praktik perdagangan tidak adil yang dilakukan Negeri Tirai Bambu selama bertahun-tahun.

2. China merupakan eksportir baja terbesar ke-7 di AS pada 2023

Pemerintahan Biden juga mengarahkan timnya untuk memblokir penghindaran tarif China terhadap produk-produk tersebut, yang berasal dari Meksiko dengan bekerja sama dengan negara tetangga.

Liu Pengyu, Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, mengatakan tarif yang dicanangkan Biden sebagai perwujudan unilateralisme dan proteksionisme. 

"Pemerintah AS melakukan kesalahan yang sama berulang kali," ujarnya. 

Menurut data Biro Sensus AS yang dikumpulkan oleh American Iron and Steel Institute (AISI), China adalah eksportir baja terbesar ketujuh ke AS pada 2023 dengan pengiriman bersih sebesar 598.000 ton, turun 8,2 persen dari tahun sebelumnya, Reuters melaporkan.

Beijing sendiri menyumbang hampir 50 persen produksi baja global, di mana harganya pun 40 persen lebih rendah, dibandingkan AS.

Baca Juga: Jokowi Minta China Percepat Studi Kereta Cepat Surabaya

3. Tarif baru AS tersebut merupakan paket kebijakan Biden untuk mendapatkan dukungan dalam pemilu presiden

Biden Berjanji Naikkan Tarif Impor Baja dari ChinaIlustrasi bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/Brandon Mowinkel)

Nantinya, tarif baru ini akan melampaui tarif keamanan nasional Pasal 232 sebesar 25 persen, yang juga dikenakan oleh Trump pada produk baja dan aluminium, serta bea masuk anti-dumping dan anti--subsidi khusus produk yang kerap mencapai persentase tiga digit.

Seruan Biden terkait kenaikan tarif yang lebih tinggi terhadap produk logam China sebagai bagian dari paket kebijakan yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan kuat dari serikat pekerja baja dalam pemilihan presiden untuk mengalahkan Trump. Meski, hal tersebut berisiko membuat marah Beijing.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Curiga Mobil Listrik China Jadi Alat Mata-mata

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya