Bappenas Sebut Prinsip SDGs Sejalan dengan UUD 45

SDGs disebut sebagai evolusi dari paradigma pembangunan

Jakarta, IDN Times – Perencana Ahli Utama atau PLT Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan lima prinsip inti dari Sustainable Development Goals (SDGs) sejalan dengan tujuan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 45) untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Oleh karenanya, ia menyebut bahwa memenuhi target SDGs bukan hanya akan berarti Indonesia memenuhi tujuan global, tapi juga melaksanakan kewajiban untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur.

“Jadi itulah intinya,” katanya dalam webinar bertemakan The Role of Mass Media in Achieving the SDGs in Indonesia, Rabu (8/12/2021).

“Jadi, dengan demikian kalau kita melaksanakan SDGs, artinya juga melaksanakan tujuan kita bernegara dengan melaksanakan pembangunan sekaligus memenuhi komitmen global kita. Jadi kita melaksanakan SDGs bukan pekerjaan tambahan, tapi itu adalah sekaligus tujuan kita bernegara melalui berbagai upaya pembangunan yang kita laksanakan. Sekaligus kita memenuhi komitmen-komitmen global,” lanjut Arifin.

Baca Juga: Raih Penghargaan Bergengsi, Pertamina Unjuk Gigi Soal Komitmen SDGs

1. Apa itu SDGs?

Bappenas Sebut Prinsip SDGs Sejalan dengan UUD 45Diagram 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs)

Dalam pemaparannya, Arifin menerangkan bahwa SDGs adalah evolusi dari paradigma pembangunan dari waktu ke waktu. Di mana menurutnya pada tahun 1950-an pembangunan dilihat sebagai akumulasi dan dorongan besar dari capital.

“Kalau suatu negara semakin besar modal kapitalnya, dianggap semakin berhasil,” katanya.

Ia kemudian mengatakan bahwa pada tahun 80-an, pembangunan dilihat sebagai hasil dari efisiensi pasar. Di mana semakin efisien pasar di suatu negara, maka pembangunannya dianggap berhasil. Kemudian di tahun 2000-an, ia menyebut muncul pemikiran baru era Millennium Development Goals. Di mana pembangunan dipusatkan pada pembangunan manusia untuk memberantas kemiskinan dan fokus terhadap masing-masing individunya.

“Jadi kita lihat individu-individu khususnya yang menderita kemiskinan,” jelasnya.

Kemudian mulai tahun 2016, kata Arifin, pembangunan dilihat sebagai sistem yang multidimensi. Pada saat ini keterkaitan antara berbagai dimensi, yakni dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi lingkungan, dan dimensi tata kelola, menjadi satu kesatuan dengan 17 tujuan atau goals.

“Jadi mulai 2016 sampai sekarang kita memasuki era SDGs sebagai paradigma pembangunan,” tuturnya.

2. Lima inti SDGs

Bappenas Sebut Prinsip SDGs Sejalan dengan UUD 45Ilustrasi Infrastruktur (Pelabuhan) (IDN Times/Arief Rahmat)

Ia lebih lanjut menyebut bahwa SDGs memiliki lima inti, yaitu people, planet, prosperity, peace, partnership. Lima prinsip inti itu disebutnya dikelompokkan ke dalam 17 goals. Ia menjelaskan bahwa inti dari “people” adalah bagaimana menanggulangi kemiskinan, kelaparan dan kesenjangan di bumi. Sementara “planet” adalah bagaimana mencegah bumi dari degradasi kerusakan lingkungan.

“Kemarin kita baru ada konferensi perubahan iklim,” katanya.

Sedangkan “prosperity”, ini menurutnya adalah bagaimana menciptakan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan dasar dari seluruh masyarakat. Di sisi lain, “peace” berarti menciptakan kedamaian dan pelibatan sosial dan masyarakat bebas dari rasa bahaya dan takut.

“Partnership ini yang baru, yaitu bagaimana semuanya membangun kemitraan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicita-citakan,” jelasnya tentang prinsip kelima.

Baca Juga: Gelar SDGs Talks, UNDP Paparkan Cara Mitigasi Bencana Alam

3. Prinsip 5P tercantum dalam UUD 45

Bappenas Sebut Prinsip SDGs Sejalan dengan UUD 45IDN Times/Arief Rahmat

Arifin pun mengatakan bahwa sebetulnya secara global, prinsip 5P tersebut sudah dituangkan oleh para founding fathers atau para pendiri negara Indonesia, yaitu dalam kalimat di pembukaan Undang-Undang Dasar 45 “menuju masyarakat adil dan makmur”.

“Jadi masyarakat adil dan makmur ini adalah terjemahan dari 5 tadi. Masyarakatnya, buminya, kesejahteraannya, kedamaiannya dan kemitraannya, gotong royongnya ya itu adalah masyarakat adil makmur,” jelasnya.

Atas dasar itu, ia pun menyebut bahwa SDGs merupakan hak asasi dan juga kewajiban semua warga Indonesia.

“Menjadi kewajiban kita bagi yang mampu untuk menolong yang kurang dan sebagainya. Jadi negara yang maju membantu negara yang lemah. Jadi itulah intinya, tapi kalau kita lihat 17 gol tadi isinya semua masalah. Itu juga masalah kita,” paparnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya