Ingin Saingi China, UE Siap Rilis Pinjaman Pembangunan

Rencana UE dianggap saingan strategi Belt and Road China

Jakarta, IDN Times – Komisi Eropa pada Rabu (1/12/2021) mengumumkan rencana memobilisasi dana sebesar 300 miliar euro (sekitar Rp4.760 triliun) dalam investasi infrastruktur publik dan swasta di seluruh dunia.

Rencana pendanaan yang disebut Global Gateway itu dipandang sebagai tanggapan terhadap strategi Belt and Road Initiative (BRI) China.

“Global Gateway akan bertujuan untuk memobilisasi investasi hingga 300 miliar euro antara tahun 2021 sampai 2027 ... menyatukan sumber daya UE, negara-negara anggota, lembaga keuangan Eropa dan lembaga keuangan pembangunan nasional,” menurut sebuah dokumen Komisi Eropa, sebagaimana dilaporkan Channel News Asia, Rabu.

Baca Juga: Tiongkok Tancap Gas Proyek OBOR! Ini 6 Konsensus Baru Negara Anggota

1. Dana untuk pembangunan infrastruktur

Ingin Saingi China, UE Siap Rilis Pinjaman PembangunanIlustrasi Modal. (IDN Times/Aditya Pratama)

Rencana Global Gateway tidak secara langsung disebutkan sebagai pesaing strategi BRI China maupun strategi infrastruktur internasional lainnya yang sudah ada. Namun, Pimpinan Uni Eropa Ursula von der Leyen menyebutnya untuk mendanai pembangunan.

“Peta jalan untuk investasi besar dalam pembangunan infrastruktur di seluruh dunia,” katanya.

Laporan menyebut bahwa dana untuk rencana tersebut tidak akan berasal dari UE dan kas negara anggota. Mereka juga memiliki rencana untuk melibatkan pendanaan dari lembaga internasional dan sektor swasta.

2. Proyek Belt and Road Initiative

Ingin Saingi China, UE Siap Rilis Pinjaman PembangunanIlustrasi infrastruktur (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya China telah meluncurkan strategi investasi globalnya yang dikenal sebagai Belt and Road pada 2013. Lewat proyek unggulan Presiden Xi Jinping ini, China mengatakan, telah menginvestasikan 139,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2020, termasuk 22,5 miliar dolar AS tahun lalu saja.

Secara resmi, proyek ini bertujuan untuk mengembangkan infrastruktur darat dan laut untuk lebih menghubungkan China ke Asia, Eropa dan Afrika dalam perdagangan dan pembangunan. Sudah ada banyak negara yang menjadi mitra BRI China.

Namun, negara-negara barat memandang proyek ini sebagai alat bagi China untuk memengaruhi negara-negara miskin. Mereka mengkritik China karena menghasut negara-negara berkembang untuk mengambil terlalu banyak utang, dan menuduh proses tender rahasianya rentan terhadap korupsi.

Sebagai tanggapan, China menegaskan bahwa mereka menghormati kedaulatan mitranya sambil memberikan pinjaman yang menguntungkan proyek-proyek bersama mereka. Meski demikian, para kritikus mengatakan persyaratan kontrak China mengabaikan pelanggaran atas hak asasi manusia, tenaga kerja dan lingkungan.

Baca Juga: Australia Batalkan Perjanjian Belt and Road dengan Tiongkok

3. Strategi pendanaan yang berbeda dari BRI

Ingin Saingi China, UE Siap Rilis Pinjaman PembangunanIlustrasi Modal. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, strategi Uni Eropa yang baru merupakan cabang dari rencana negara-negara G7 yang ingin menawarkan negara berkembang alternatif proyek BRI. Strategi ini telah dipresentasikan pada Juni lalu di pertemuan tahunan mereka di Cornwall, Inggris.

Von der Leyen mengatakan mereka ingin menjadikan Global Gateway sebagai strategi pendanaan terpercaya yang dikenal karena memiliki kualitas tinggi, standar yang dapat diandalkan, dan tingkat transparansi serta tata kelola yang baik.

“Kami sangat yakin bahwa ini akan memastikan bahwa investasi membuat perbedaan nyata di lapangan. Dan ini dilakukan dengan cara yang berkelanjutan,” kata kata Von der Leyen.

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya