Rupiah Tak Berdaya Lawan Dolar AS, Melemah ke Level Rp14.357 Pagi Ini

Rupiah juga diprediksi melemah di penutupan nanti

Jakarta, IDN Times – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada pembukaan perdagangan pagi ini, Kamis (2/12/2021).

Dikutip dari Bloomberg, rupiah dibuka turun 11 poin ke level Rp14.357 per dolar AS pagi ini. Pada penutupan sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.346 per dolar.

Baca Juga: Ini 7 Cara Investasi Dolar, Pemula Perlu Tahu!

1. Rupiah diprediksi melemah di penutupan

Rupiah Tak Berdaya Lawan Dolar AS, Melemah ke Level Rp14.357 Pagi Ini

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan bergerak fluktuatif pagi ini dan berpotensi melemah di penutupan.

“Ditutup melemah di rentang Rp14.330-Rp14.380,” katanya.

2. Rupiah bergerak makin melemah di awal perdagangan

Rupiah Tak Berdaya Lawan Dolar AS, Melemah ke Level Rp14.357 Pagi IniIlustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Sekitar pukul 9:30 WIB, nilai rupiah bergerak semakin melemah terhadap dolar AS.

Dikutip dari Bloomberg, rupiah menyentuh level Rp14.373 per dolar atau melemah 26 poin pada pukul 9:32 WIB.

Baca Juga: Emas Batangan: Pengertian dan Ciri Emas Asli

3. Rupiah ditutup melemah kemarin sore

Rupiah Tak Berdaya Lawan Dolar AS, Melemah ke Level Rp14.357 Pagi IniIlustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Pada perdagangan Rabu, rupiah juga ditutup melemah terhadap dolar AS, yakni melemah 14 poin ke level Rp14.346 per dolar AS dari level Rp14.332 per dolar di penutupan sebelumnya.

Dalam pemaparannya kemarin, Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah itu terjadi karena pelaku pasar mencerna tanda-tanda dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang menyatakan bank sentral akan membahas penyelesaian pengurangan aset lebih cepat dari yang direncanakan.

Powell mengatakan The Fed akan membahas apakah akan mengakhiri pengurangan aset beberapa bulan lebih awal dari yang dijadwalkan dalam pertemuannya di akhir bulan.

“Dia juga menyimpang dari menggambarkan inflasi tinggi sebagai “sementara,” kata Ibrahim.

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya