Sanksi Meningkat, Pengusaha Terkaya Rusia Peringatkan Ini ke Putin

Putin ingin menghukum perusahaan asing yang tinggalkan Rusia

Jakarta, IDN Times – Invasi yang dilakukan Rusia atas Ukraina telah menyebabkan negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu dijatuhi berbagai sanksi oleh negara-negara Barat. Berbagai perusahaan internasional juga berbondong-bondong meninggalkan Rusia.

Sebagai tanggapan, pemerintahan Putin telah mengancam akan menyita aset perusahaan yang melarikan diri dari negara itu. Namun, tanggapan ini ternyata tidak sepenuhnya didukung oleh warga Rusia.

Pengusaha terkaya Rusia, Vladimir Potanin, bahkan mengeluarkan peringatan untuk Putin atas rencana tersebut.

Baca Juga: Penuh Ujaran Kebencian kepada Putin, Rusia Blokir Instagram

1. Peringatan untuk Putin

Sanksi Meningkat, Pengusaha Terkaya Rusia Peringatkan Ini ke PutinPresiden Rusia Vladimir Putin mendengarkan pemimpin Krimea Sergei Aksyonov saat keduanya bertemu di Simferopol, Krimea. ANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS

Potanin, presiden raksasa logam Norilsk Nickel dan pemegang saham terbesarnya, telah memperingatkan Kremlin agar tidak menyita aset perusahaan yang meninggalkan Rusia. Potanin mengatakan, langkah seperti itu akan membuat negara itu kembali ke masa kelam yang terjadi lebih dari 100 tahun lalu.

Sebagaimana dikutip dari CNN, Senin (14/3/2022), Potanin mengatakan Rusia berisiko kembali ke hari-hari penuh gejolak pada revolusi 1917 jika menekan perusahaan dan investor Barat. Dia mendesak pemerintah Rusia untuk memikirkan dengan sangat hati-hati terkait rencana penyitaan aset.

“Pertama, itu akan membawa kita kembali seratus tahun, ke 1917, dan konsekuensi dari langkah seperti itu, ketidakpercayaan global terhadap Rusia di pihak investor, akan kita alami selama beberapa dekade,” katanya dalam pesan yang diunggah di akun Telegram Norilsk Nickel pada Kamis.

“Kedua, keputusan banyak perusahaan untuk menangguhkan operasi di Rusia, menurut saya, agak emosional dan mungkin diambil sebagai akibat dari tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada mereka dari opini publik di luar negeri. Jadi kemungkinan besar mereka akan kembali. Dan Secara pribadi, saya akan menjaga kesempatan seperti itu untuk mereka,” tambahnya.

2. Tentang Vladimir Potanin

Sanksi Meningkat, Pengusaha Terkaya Rusia Peringatkan Ini ke PutinAnggota tentara Rusia menembakkan peluncur granat berpeluncur roket (RPG) saat latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Jumat (21/1/2022). Foto diambil tanggal 21 Januari 2022. ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.

Potanin adalah miliarder terkaya Rusia dan memiliki kekayaan sekitar 22,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS), menurut Bloomberg. Ia masih menjadi miliarder terkaya meskipun telah kehilangan sekitar seperempat kekayaannya tahun ini karena saham di Norilsk Nickel anjlok parah.

Saham perusahaan kehilangan lebih dari 90 persen nilainya di perdagangan London sebelum dihentikan bulan ini, meskipun harga komoditasnya melonjak.

Norilsk Nickel adalah produsen paladium dan nikel bermutu tinggi terbesar di dunia, serta produsen utama platinum dan tembaga. Perusahaan dan produk utamanya telah lolos dari sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat, yang telah menghantam ekonomi Rusia.

Pernyataan Potanin itu disampaikan saat puluhan perusahaan Amerika, Eropa, dan Jepang telah meninggalkan usaha patungan, pabrik, toko, kantor, dan aset lainnya dalam dua minggu terakhir sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi.

Beberapa bank besar seperti Goldman Sachs dan JPMorgan juga telah mengumumkan bahwa mereka akan keluar dari Rusia sepenuhnya sejak krisis meletus pada 24 Februari 2022.

Baca Juga: Putin: Harga Pangan Global Akan Melonjak Jika Ekspor Rusia Dibatasi

3. Ancaman Putin

Sanksi Meningkat, Pengusaha Terkaya Rusia Peringatkan Ini ke PutinAnggota layanan Angkatan Bersenjata Ukraina membawa senjata selama latihan militer di tempat penembakan di wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa (15/2/2022). ANTARA FOTO/General Staff of the Ukrainian Armed Forces/Handout via REUTERS.

Pada Kamis, Putin mengatakan bahwa ia mendukung rencana untuk memperkenalkan 'manajemen eksternal' bagi perusahaan asing yang meninggalkan Rusia.

“Kita perlu bertindak tegas dengan (perusahaan) yang akan menutup produksi mereka,” kata Putin, menurut video yang diunggah oleh Kremlin dan ditayangkan di media pemerintah.

“Perlu, kemudian untuk memperkenalkan manajemen eksternal dan kemudian mentransfer perusahaan-perusahaan ini kepada mereka yang ingin bekerja,” tambahnya.

Organisasi hak-hak konsumen Rusia telah menyusun daftar perusahaan yang telah memutuskan untuk pergi dan dapat dinasionalisasi, menurut sebuah laporan di surat kabar Rusia Izvestiya yang kemudian dikutip oleh kantor berita negara TASS.

Dokumen yang dilaporkan dikirim ke pemerintah Rusia dan Kejaksaan Agung. Itu mencakup 59 perusahaan, termasuk Volkswagen, Apple, IKEA, Microsoft, IBM, Shell, McDonald's, Porsche, Toyota, H&M. Izvestiya juga menyebut bahwa daftar itu dapat diperbarui dan memuat lebih banyak merek.

Potanin mengatakan, rencana untuk nasionalisasi aset Barat tidaklah bijaksana. Namun, ia menyebut bahwa proposal Kremlin dapat memungkinkan para pemilik untuk menjaga properti, dan perusahaan untuk menghindari kehancuran, dan untuk terus melakukan produksi serta menggaji karyawan.

“Saya mengerti bahwa mengingat pembatasan ekonomi yang ditujukan terhadap Rusia, mungkin ada keinginan yang dapat dimengerti untuk bertindak secara simetris,” tulisnya.

“Tetapi, pada contoh negara-negara Barat, kita melihat bahwa ekonomi negara-negara ini menderita karena pengenaan sanksi terhadap Rusia. Kita harus lebih bijaksana dan menghindari skenario di mana sanksi pembalasan menimpa diri kita sendiri,” tambah dia.

Potanin juga meminta Rusia untuk melonggarkan pembatasan mata uang asing, sehingga bunga atas obligasi dan pinjaman asing dapat dibayarkan. Jika tidak, menurutnya, akan ada risiko negara untuk gagal membayar seluruh utang luar negerinya, yang diperkirakannya berjumlah sekitar 480 miliar dolar AS.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya