Saudi Aramco Catatkan Kenaikan Laba Bersih 158 Persen

Angka laba bersih tersebut mengalahkan ekspektasi analis

Jakarta, IDN Times – Perusahaan minyak Arab Saudi, Saudi Aramco, telah membukukan peningkatan 158 persen dalam laba bersih kuartal ketiganya menjadi 30,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau lebih dari Rp425 triliun.

Kenaikan laba bersih itu diperoleh perusahaan minyak terbesar di dunia itu sebagai dampak dari pembukaan kembali ekonomi global dan melonjaknya harga minyak dan gas.

Baca Juga: Harga Pangan dan Minyak Dunia Naik, Hati-hati Hiperinflasi!

1. Angka laba bersih mengalahkan ekspektasi

Saudi Aramco Catatkan Kenaikan Laba Bersih 158 PersenIlustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Angka laba bersih perusahaan itu mengalahkan ekspektasi analis, yang memperkirakan pendapatan bersih rata-rata sebesar 29,1 miliar dolar AS untuk kuartal tersebut. Sebelumnya Aramco melaporkan laba bersih sebesar 11,8 miliar dolar AS pada kuartal ketiga 2020.

“Kinerja kuartal ketiga kami yang luar biasa adalah hasil dari peningkatan aktivitas ekonomi di pasar-pasar utama dan rebound permintaan energi,” kata Presiden dan CEO Aramco Amin Nasser, Minggu (31/10/2021).

“Beberapa hambatan masih ada untuk ekonomi global, sebagian karena hambatan rantai pasokan, tetapi kami optimis bahwa permintaan energi akan tetap sehat di masa mendatang,” tambah Nasser, menurut CNBC.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melonjak di Tengah Krisis Energi

2. Pemulihan pasar picu kenaikan laba perusahaan

Saudi Aramco Catatkan Kenaikan Laba Bersih 158 PersenIlustrasi kilang minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Aramco mengatakan peningkatan laba bersih adalah hasil dari harga minyak mentah yang lebih tinggi dan peningkatan volume yang dijual. Di sisi lain, ada margin penyulingan dan bahan kimia yang lebih kuat pada kuartal tersebut. Itu semua terjadi karena perusahaan diuntungkan pemulihan permintaan energi global dan peningkatan aktivitas ekonomi di pasar-pasar utama.

Harga minyak mentah WTI telah melonjak di atas 85 dolar AS dalam beberapa pekan terakhir, level yang belum pernah terjadi sejak 2014. Harga gas alam telah naik sekitar 130 persen tahun ini. Hal ini berarti krisis energi global lebih mungkin akan terlihat dampaknya pada hasil kuartal keempat.

Aramco juga mengumumkan dividen sebesar 18,8 miliar dolar AS, yang akan dibayarkan pada kuartal keempat. Pembayaran itu dapat dilaksanakan karena ada peningkatan dalam arus kas bebas menjadi 28,7 miliar dolar AS pada kuartal ketiga, naik dari 12,4 miliar dolar AS untuk periode yang sama di tahun 2020. Gearing, ukuran posisi utang perusahaan, juga meningkat menjadi 17,2 persen dari 23 persen karena harga minyak yang naik dan arus kas yang lebih kuat.

Aramco juga mengatakan akan berinvestasi untuk masa depan, dengan belanja modal sebesar 7,6 miliar dolar AS pada kuartal ketiga, naik 19 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020. Aramco mengatakan pihaknya memperkirakan belanja modal 2021 akan menjadi sekitar 35 miliar dolar AS.

Baca Juga: 5 Negara yang Menghadapi Krisis Energi

3. Target emisi nol bersih Aramco

Saudi Aramco Catatkan Kenaikan Laba Bersih 158 PersenIlustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Angka-angka yang kuat tersebut diperoleh ketika sektor ini menghadapi pengawasan baru dari para aktivis dan menerima sinisme atas ambisi iklimnya. Berbagai perusahaan minyak, termasuk Aramco, telah meluncurkan inisiatif iklim hanya beberapa hari menjelang pertemuan COP26. Namun, mereka juga berencana untuk berinvestasi untuk meningkatkan produksi minyak di tahun-tahun mendatang.

“Saya pikir kebanyakan orang akan setuju bahwa perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat,” kata Ketua Aramco Yasir Al-Rumayyan kepada CNBC melalui email.

“Kami membutuhkan transisi yang tidak mengabaikan bahwa petrokimia adalah bahan bangunan penting untuk kehidupan modern — termasuk smartphone yang kita semua gunakan dan produk yang kita andalkan untuk melawan COVID,” tambahnya.

Aramco bertujuan untuk mencapai emisi nol bersih dari operasi yang dimiliki sepenuhnya pada tahun 2050, dan secara bersamaan berencana untuk meningkatkan produksi minyak hingga 13 juta barel per hari pada tahun 2037. Janji terpisah dari Arab Saudi untuk menginvestasikan hampir 190 miliar dolar AS untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 menerima pujian dan skeptisisme dari pengamat industri minyak.

“Kenyataannya adalah transisi energi akan panjang dan kompleks, dan oleh karena itu minyak dan gas akan terus memainkan peran kunci,” kata Al-Rumayyan, sambil juga memberikan komentar tentang krisis energi baru-baru ini dan hubungannya dengan transisi energi.

“Gangguan energi baru-baru ini di seluruh dunia adalah bukti perlunya transisi energi yang stabil dan inklusif,” kata Al-Rumayyan. “Kami membutuhkan transisi yang menyediakan pasokan energi yang andal, terjangkau, dan berbiaya rendah yang tidak meninggalkan siapa pun.”

Aramco mengatakan akan mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang bagaimana rencananya untuk menavigasi transisi energi dan mencapai strategi nol bersih dalam Laporan Keberlanjutannya yang akan dirilis pada kuartal kedua tahun 2022.

“Kami sepenuhnya menyadari bahwa perjalanan kami masih panjang, dan perjalanan itu tidak akan mudah,” kata Al-Rumayyan. “Kami yakin bahwa kami dapat memenuhi tantangan dan memberikan kepemimpinan, keahlian, dan alat untuk mendukung kemajuan global menuju masa depan rendah emisi.”

Baca Juga: Inggris Rilis Rencana Target Emisi Nol Karbon

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya