Wow! Laba Tahunan Saudi Aramco Naik Lebih dari Dua Kali Lipat

Penyebabnya adalah karena harga minyak melonjak

Jakarta, IDN Times – Di tengah kenaikan harga minyak, raksasa minyak Arab Saudi Aramco melaporkan ledakan pendapatan setahun penuh pada Minggu (20/3/2022). Perusahaan membukukan laba bersih setahun penuh (year-on-year) lebih dari dua kali lipat menjadi 110 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1.500 triliun.

Laba bersih Aramco meningkat 124 persen menjadi 110 miliar dolar AS pada 2021, dibandingkan dengan 49 miliar dolar AS pada 2020.

Angka itu jauh lebih tinggi dari ekspektasi, di mana analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan laba bersihnya 109,7 miliar dolar AS untuk setahun penuh.

Baca Juga: Apa Penyebab Harga Minyak Dunia Anjlok?

1. Penyebab lonjakan laba

Wow! Laba Tahunan Saudi Aramco Naik Lebih dari Dua Kali LipatIlustrasi Kilang minyak PT Pertamina. (Dok. Humas Pertamina)

Laba tersebut diperoleh karena harga minyak mentah yang lebih tinggi, margin penyulingan serta bahan kimia yang lebih kuat, dan juga didukung hasil setahun penuh bisnis bahan kimianya.

Saham Aramco di Bursa Tadawul Saudi naik hampir 4 persen pada perdagangan Minggu setelah pengumuman hasil yang memuaskan tersebut.

“Hasil kuat kami adalah bukti disiplin keuangan kami, fleksibilitas melalui kondisi pasar yang berkembang dan fokus teguh pada strategi pertumbuhan jangka panjang kami, yang menargetkan pertumbuhan nilai bagi pemegang saham kami,” kata CEO Aramco Amin Nasser dalam rilisnya, dikutip dari CNBC, Senin (21/3/2022).

2. Harga minyak naik

Wow! Laba Tahunan Saudi Aramco Naik Lebih dari Dua Kali LipatKilang minyak (Pixabay)

Aramco diuntungkan oleh melonjaknya harga minyak sepanjang 2021, di mana harga patokan internasional minyak mentah Brent naik di atas 80 dolar AS per barel pada akhir tahun. Harganya telah naik sekitar 50 persen untuk periode 12 bulan.

Berbagai ketidakpastian besar di seluruh sektor energi dan komoditas telah menjadi penyebab naiknya harga minyak. Kini, kelangkaan pasokan yang ditimbulkan invasi Rusia ke Ukraina menambah kompleks industri.

Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan bahwa pasar minyak sedang menuju krisis pasokan terbesar dalam beberapa dekade karena sanksi terus berjatuhan untuk Rusia dan pembeli menghindari ekspornya.

Nasser mengatakan, meskipun kondisi ekonomi telah membaik secara signifikan, namun prospeknya tetap tidak pasti karena berbagai faktor makro ekonomi dan geopolitik.

“Kami melihat permintaan minyak yang sehat. Sayangnya ada penyusutan kapasitas cadangan global, dikombinasikan dengan persediaan rendah dan kurangnya investasi,” kata Nasser, Minggu.

Dia juga mengkritik rencana transisi yang sama sekali tidak realistis untuk dinamika harga saat ini.

Baca Juga: 5 Fakta Ilmiah Minyak Bumi, Jadi Sumber Kekayaan Alam Dunia!

3. Serangan pada fasilitas Aramco

Wow! Laba Tahunan Saudi Aramco Naik Lebih dari Dua Kali Lipataramco.com

Pengumuman laba dan pendapatan itu sendiri datang hanya beberapa jam setelah otoritas Saudi mengonfirmasi serangan lain terhadap fasilitas Aramco pada Minggu.

Pemberontak Houthi telah melakukan serangan dengan rudal dan drone untuk menargetkan setidaknya enam lokasi di seluruh Arab Saudi, termasuk depot bahan bakar Aramco dan pabrik gas alam cair.

“Tidak ada cedera atau kematian, dan tidak ada dampak pada pasokan perusahaan ke pelanggan,” kata Nasser.

“Kami telah menunjukkan kemampuan kami untuk merespons dengan cepat dan efektif,” kata Nasser, merujuk pada tanggapan Aramco terhadap serangan besar pada fasilitasnya pada 2019 lalu.

“Kami dapat memulihkan operasi dengan cepat, sambil memastikan keandalan pasokan ke pelanggan kami.”

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya