RI dan Australia Tinjau IA-CEPA, Sasar Energi Hijau dan Mineral Kritis

Intinya sih...
Indonesia dan Australia bakal melakukan peninjauan (review) terkait Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).
Tinjauan terhadap IA-CEPA akan mencermati sejumlah bidang potensial, seperti energi hijau dan mineral kritis.
Jakarta, IDN Times - Indonesia dan Australia bakal melakukan peninjauan (review) terkait Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA). Dalam peninjauan tersebut, kedua negara berencana menambah bidang-bidang yang dikerjasamakan.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier menyampaikan, peninjauan tersebut penting dilakukan agar Indonesia dan Australia dapat semakin memaksimalkan potensi hubungan ekonomi di antara kedua negara. Hal itu pun sejalan dengan kesepakatan yang terjalin antara Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Brazier, tinjauan terhadap IA-CEPA akan mencermati sejumlah bidang potensial lainnya seperti energi hijau dan mineral kritis. Brazier menilai, Indonesia perlu banyak mineral kritis yang dimiliki Australia.
"Lithium adalah contoh paling bagus dan kami ingin melakukan lebih banyak lagi untuk menjadi pengekspor lithium terpercaya untuk sektor baterai mobil listrik yang sedang berkembang pesat di Indonesia," kata Brazier kepada awak media, Kamis (3/7/2025).
1. IA-CEPA telah hasilkan nilai perdagangan 35,4 miliar dolar Australia
Sejak diberlakukan pertama kali pada 5 Juli 2020, IA-CEPA saat ini telah meningkatkan nilai perdagangan antara Indonesia dan Australia sebanyak dua kali lipat, yakni menjadi 35 miliar dolar Australia dari sebelumnya 17,7 miliar dolar Australia (2019).
Brazier mengungkapkan, keterlibatan ekonomi strategis antara Australia dan Indonesia yang didukung oleh pertumbuhan perdagangan dan investasi menciptakan peluang besar untuk kemakmuran dan ketahanan ekonomi bersama.
"Selama lima tahun ini, IA-CEPA telah mencapai peningkatan perdagangan bilateral hingga 35,4 miliar dolar Australia dan sebenarnya, Indonesia sekarang memiliki surplus perdagangan barang dan jasa dengan Australia," kata Brazier.
2. Dampak IA-CEPA bagi kedua negara
Brazier menjelaskan, IA-CEPA yang telah terjalin selama lima tahun belakangan ini memberikan dampak positif bagi Indonesia maupun Australia. Harga-harga barang atau jasa yang diekspor satu sama lain jadi lebih rendah.
Selain itu, menimbulkan peluang perdagangan lebih banyak, dan proses perdagangan hulu ke hilir yang lebih mudah antarkedua negara.
"Ini berarti lebih banyak pekerjaan, lebih banyak investasi, dan kemakmuran yang lebih besar. Kesuksesan IA-CEPA ini dapat dicapai karena kekuatan Australia dan Indonesia yang berbeda-beda dalam bidang perdagangan, termasuk bidang mineral, perniagaan dan makanan, pendidikan, dan jasa secara umum," tutur Brazier.
3. Ekspor kedua negara alami peningkatan
Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengakui dampak positif IA-CEPA bagi ekspor Indonesia dan Australia. Dalam lima tahun terakhir, ekspor Indonesia ke Australia naik 14.46 persen. Kemudian ekspor Australia ke Indonesia juga naik 17,42 persen.
"Kemudian juga di bidang jasa, kami juga mencatat tren pertumbuhan perdagangan jasa Indonesia ke Australia sebesar 19,16 persen dan juga IA-CEPA mendorong peningkatan arus investasi dari Australia ke Indonesia atau sebaliknya," kata Budi.