Laju impor emas per April. (Dok/BPS).
Tak hanya ekspor logam mulia dan perhiasan atau permata, impor Indonesia juga mulai menunjukkan peningkatan, setelah sebelumnya dalam tren penurunan.
Dari data BPS, impor logam mulia dan perhiasan atau permata tercatat 599 ton pada Januari, 564 ton pada Februari, 293 ton Maret, dan 562 ton pada April 2024. Jika dihitung secara kasar, maka total impor dari Januari hingga April sebanyak 2.018 ton.
"Impor logam mulia dan perhiasan atau permata ini pada April 2024 mencapai 562 ton atau senilai 248 juta dolar AS," katanya.
Lebih rinci, sepanjang Januari hingga April 2024, impor tersebut paling banyak dari Australia dengan nilai 242,16 juta dolar AS atau sebanyak 29,76 persen dari total impor.
Kemudian disusul Hongkong 184,39 juta dolar AS atau 22,66 persen, Swiss 130,58 juta dolar AS atau 16,05 persen, Singapura 91,07 juta dolar AS atau 11,19 persen, dan lainnya 165,39 juta dolar AS atau 20,33 persen.
Berbeda dari ekspor, dia mengatakan, impor logam mulia dan perhiasan/permata ini terbanyak berupa emas batangan yang belum ditempa.
"Dari sisi ekspor secara kumulatif yang banyak kita ekspor berupa perhiasan atau permata, sementara dari sisi impor terbanyak berupa emas batangan yang belum ditempa," ujar Pudji.