Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi PLTN. (Pexels.com/Pixabay)
Ilustrasi PLTN. (Pexels.com/Pixabay)

Intinya sih...

  • Pemerintah pertimbangkan kerja sama PLTN dengan negara lain

  • Pertamina NRE terlibat dalam pembangunan PLTN

  • Potensi uranium di Kalimantan Barat mencapai 24 ribu ton

Jakarta, IDN Times - Pemerintah mulai menjajaki kerja sama pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan berbagai negara.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung mengatakan, Indonesia saat ini sudah mengantongi komitmen kerja sama dengan Amerika Serikat (AS), Argentina, Rusia, China, dan Korea Selatan (Korsel).

"Kita kan sudah punya MoU dengan berbagai negara. Kita punya MoU dengan Amerika, kita punya MoU dengan Kanada, kita punya MOU dengan Argentina, Rusia, China, sama Korea Selatan," kata Yuliot di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Selasa (15/7/2025).

1. Pertimbangkan negara yang punya teknologi PLTN lebih canggih

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Yuliot mengatakan, pemerintah akan melihat negara mana dari daftar di atas yang memiliki teknologi canggih terkait PLTN.

"Jadi nanti kita akan lihat mana teknologi yang lebih advance dan juga sebagai provider teknologi," ujar Yuliot.

2. Pertamina NRE dikabarkan terlibat bangun PLTN

ilustrasi PLTN (pexels.com/Alexandre Loureiro)

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia, Aryo Djojohadikusumo membeberkan PT Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) akan terlibat dalam pembangunan PLTN.

"Saya dapat info dari Dirut PNRE, mereka juga mau terlibat dalam proyek PLTN. Tentu ini merupakan hal yang menggembirakan karena PNRE akan berkontribusi dalam proyek transisi energi di Indonesia,” kata Aryo dilansir ANTARA.

Selain itu, dia menyarankan pemerintah menjajaki kerja sama proyek PLTN dengan Kanada dan Korsel yang punya cadangan uranium besar seperti AS dan China.

"Rencana pembangunan PLTN di Indonesia menarik untuk dibahas, terutama terkait pengembangannya dalam skala kecil atau small modular reaktor," tutur Aryo.

3. Potensi uranium di Kalimantan Barat tembus 24 ribu ton

ilustrasi pertambangan uranium (unsplash.com/Albert Hyseni)

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, pemerintah mencanangkan untuk membangun PLTN dengan kapasitas 500 megawatt (MW).

Pemerintah juga saat ini tengah menyusun tata perizinan untuk wilayah usaha radioaktif, khususnya uranium untuk PLTN. Adapun uranium adalah sumber energi primer untuk PLTN.

"Untuk wilayah usaha radioaktif itu kan kami lagi tata perizinannya," kata Yuliot saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/6/2025).

Yuliot menyatakan, pemerintah juga tengah menyiapkan regulasi turunan untuk mengatur aktivitas pemurnian dan pengolahan bahan radioaktif. Dia merujuk pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2025 yang telah memuat ketentuan tersebut.

"Ini kami sedang siapkan PP-nya (peraturan pemerintah). Mudah-mudahan dari PP-nya itu bisa diimplementasikan untuk pemurnian pengolahan bahan radioaktif itu bisa dimanfaatkan untuk energi," ujar Yuliot.

Berdasarkan dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, potensi uranium di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat mencapai sekitar 24.112 ton.

Editorial Team