5 Perbedaan Ekonomi Negara yang Berperang dan Tidak

Negara yang perang bisa mendapatkan pukulan keras ekonominya

Jakarta, IDN Times - Perekonomian di sebuah negara bisa mendapatkan pukulan serius jika tengah berada dalam keadaan perang. Negara yang baik-baik saja tentu bisa memiliki perekonomian baik, tetapi sebaliknya negara dengan keterlibatan perang justru memiliki perekomian kurang baik.

Sektor hulu dan hilir perekonomian sebuah negara bisa langsung rusak begitu berada di dalam sebuah peperangan. Jika itu terjadi, maka rakyat dari negara yang dalam peperangan bisa menderita untuk janga waktu lama.

Berikut ini beberapa dampak perang terhadap perekonomian sebuah negara dan menjadi pembeda antara negara yang berperang dan tidak.

Baca Juga: BI Kerek Proyeksi Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

1. Produktivitas masyarakat menurun

5 Perbedaan Ekonomi Negara yang Berperang dan TidakIlustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Perang dapat menyebabkan industri tidak berjalan lantaran rentan terhadap kondisi keamanan yang buruk. Jika itu terjadi maka banyak masyarakat menjadi pengangguran dan tidak mempunyai uang.

Imbasnya, produk domestik bruto (PDB) negara yang sedang berperang akan menurun dan pendapatan negara juga berkurang.

2. Daya beli melemah

5 Perbedaan Ekonomi Negara yang Berperang dan TidakIlustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Ketika masyarakat tidak bekerja, maka mereka otomatis tidak memiliki uang. Jika mereka tidak memiliki uang, maka mereka tidak bisa membeli barang untuk kebutuhan sehari-hari.

Hal itu pun berakibat pada kegiatan ekonomi yang tidak berputar dan kemudian menyebabkan stok barang menumpuk.

3. Krisis fiskal

5 Perbedaan Ekonomi Negara yang Berperang dan Tidakilustrasi PPN 11% (IDN Times/Esti Suryani)

Pajak pertambahan nilai alias PPN merupakan satu jenis pajak yang bisa terpengaruh akibat perang di sebuah negara. Hal itu lantaran PPN merupakan pajak yang dikenakan pada setiap barang atau jasa ketika berpindah dari produsen ke konsumen.

Ketika wajib pajak tidak memiliki kemampuan melakukan pembelian akibat ketiadaan pekerjaan dan ketiadaan uang, maka PPN pun tidak bisa dibayarkan.

Imbasnya, penerimaan pajak negara tersebut akan menurun dan penurunan itu akan membuat pemerintahan mengalami defisit anggaran.

Baca Juga: Duh, BI Ungkap Ekonomi Global Belum Ramah di 2024

4. Sektor investasi dan pasar modal terpuruk

5 Perbedaan Ekonomi Negara yang Berperang dan TidakIlustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Negara yang sedang berperang dianggap menjadi tempat tidak aman untuk berinvestasi. Perang membuat para investor asing menarik investasinya dan memindahkan ke negara lain yang dianggap lebih stabil dari sisi politik, hukum, dan keamanannya.

Penarikan dana investasi tersebut pun bakal berdampak pada pasar modal. Kejatuhan pasar modal bisa terjadi seiriing penarikan investasi para investor asing.

5. Resesi dan depresi ekonomi

5 Perbedaan Ekonomi Negara yang Berperang dan Tidakilustrasi resesi (IDN Times/Esti Suryani)

Negara yang berada dalam kondisi perang sangat mungkin mengalami resesi dan depresi ekonomi.

Resesi terjadi akibat PDB yang ada di level minus. Hal itu terjadi karena produktivitas masyarakat menurun, konsumsi rumah tangga berkurang drastis, dan penerimaan negara juga negatif.

Depresi ekonomi mulai dari pengangguran, kriminalitas, hingga krisis pangan pun terjadi seiring dengan perang yang terus berlangsung.

Baca Juga: Menlu Retno Sindir Negara-Negara yang Diam soal Situasi Gaza 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya