64 Persen Saham Baru IPO Nyangkut, Begini Kata Bos OJK

Ada 79 perusahaan yang IPO sepanjang 2023

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku tidak tutup mata terkait sejumlah saham yang baru IPO pada 2023, tetapi masih mengalami kinerja buruk sampai saat ini. Beberapa saham yang mengalami kinerja buruk bahkan telah berada di bawah harga IPO-nya.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan, pihaknya selaku regulator bakal melakukan pengawasan ketat terhadap emiten-emiten yang punya kinerja buruk padahal baru IPO belum genap setahun.

"Jadi kalau yang saya sampaikan tadi ya bahwa kalau ada pergerakan atau situasi yang tidak biasa, namanya itu unusual market activity (UMA). Maka tentu bursa melakukan pendalaman, tapi kami di OJK juga langsung melakukan pengkajian, pendalaman, analisis, dan melihat semua latar belakang serta situasi itu dengan sangat mendalam," ucap Mahendra kepada awak media di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (2/1/2024).

Baca Juga: OJK: Penghimpunan Dana di Pasar Modal Tembus Rp247 Triliun

1. Naik dan turunnya harga saham bukan menjadi acuan

64 Persen Saham Baru IPO Nyangkut, Begini Kata Bos OJKIlustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)

Namun, sambung Mahendra, jika OJK menemukan pelanggaran dalam kinerja saham yang buruk tersebut maka pihaknya bakal memberikan tindakan sesuai peraturan yang berlaku.

Di sisi lain, Mahendra menegaskan bahwa pendalaman yang OJK lakukan untuk menjamin bahwa terjadinya UMA dan IPO nyangkut bukan karena naik dan turunnya harga saham.

"Esensinya itu bukan kepada naik turunnya harga itu sendiri karena kalau itu memang pasar, tapi apakah ada hal-hal yang tidak dibenarkan dalam naik turunnya tadi itu berkaitan dengan aturan dan hukum berlaku. Kalau itu ada, langkah-langkah lebih lanjut dalam penetapan pengenaan sanksi dan itu penerapan disiplinnya akan dilakukan, tapi kalau tidak ya tidak dilakukan apa-apa, tapi tetap dicermati," tutur Mahendra.

2. Tercatat 64 persen saham baru IPO 'nyangkut'

64 Persen Saham Baru IPO Nyangkut, Begini Kata Bos OJKilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebagai informasi, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil memecahkan rekor IPO sebanyak 79 perusahaan sepanjang 2023 silam.

Namun, sebanyak 51 saham di antaranya justru mengalami harga di bawah IPO atau dengan kata lain sebanyak 64 persen IPO 'nyangkut'.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman pun menanggapi soal fenomena tersebut. Menurut dia, pihaknya hanya bertugas sebagai penjaga agar trading atau perdagangan berjalan wajar atau tidak setelah perusahaan IPO.

"Harga itu supply dan demand. Ketika IPO, bursa tidak ikut campur terhadap penentaun harga. Kami menjaga trading bahwa ini wajar atau tidak. Waktu IPO, kami lihat kelayakan perusahaan, sementara harganya sesuai supply dan demand mekanisme pasar," kata Iman akhir pekan lalu.

3. BEI targetkan 62 perusahaan bisa IPO pada 2024

64 Persen Saham Baru IPO Nyangkut, Begini Kata Bos OJKKonferensi pers peresmian penutupan perdagangan BEI 2023. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Kendati banyak perusahaan yang baru IPO sahamnya 'nyangkut', BEI tetap menargetkan lebih dari 60 IPO pada tahun ini.

Iman pun optimistis mampu merealisasikan target tersebut meskipun 2024 adalah tahun politik lantaran adanya ajang pemilu 5 tahunan memilih presiden-wakil presiden dan anggota legislatif.

"Sejak 2018 rata-rata setahun ada 50 lebih perusahaan tercatat, untuk target IPO tahun depan 62 perusahaan. Kalau tahun ini (2023) 61 perusahaan," kata Iman.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya