Aktivitas IPO di Pasar Global Menurun Selama 2023

Volume dan pendapatan IPO kompak turun

Jakarta, IDN Times - Aktivitas pasar initial public offering (IPO) global mengalami penurunan selama tahun 2023. Hal tersebut tercermin dalam laporan "Global IPO Trends 2023" yang dirilis oleh Ernst & Young (EY) baru-baru ini.

Dalam laporan tersebut, ada 1.298 transaksi IPO yang tercatat senilai 123,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Angka tersebut masing-masing mengalami penurunan 8 persen dan 33 persen year on year (yoy).

"Dibandingkan dengan tahun 2022, pendapatan dari IPO pada tahun 2023 tertinggal sekitar sepertiga dari tahun sebelumnya," tulis EY dalam laporannya, dikutip Rabu (17/1/2024).

Baca Juga: Jadi Perusahaan Pertama yang IPO pada 2024, ASLI Raup Rp125 Miliar

1. Aktivitas IPO di Amerika

Aktivitas IPO di Pasar Global Menurun Selama 2023Pixabay

Jika dilihat secara regional, aktivitas IPO di Amerika selama 2023 mengalami peningkatan hingga 15 persen dibandingkan 2022. Adapun pendapatan IPO melonjak hampir tiga kali lipat dibandingkan 2022 lantaran adanya beberapa transaksi besar.

Terdapat 153 kesepakatan IPO senilai 22,7 miliar dolar AS sepanjang tahun 2023 dengan lebih dari 85 persen di antaranya terdaftar di Bursa AS. Dalam catatan EY, Bursa AS memiliki tujuh transaksi yang mengumpulkan lebih dari 500 juta dolar AS pada 2023 dibandingkan dengan 2022 yang hanya empat transaksi. Kendati begitu, transaksi kecil tetap mendominasi aktivitas IPO di Bursa AS.

Di tengah ketidakstabilan global, pasar IPO Brasil melewati absensi penawaran umum yang terjadi selama dua tahun, hingga mengakibatkan periode absensi terlama dalam dua dekade terakhir.

Kemudian bursa utama di Kanada hanya menampilkan satu IPO masing-masing pada 2022 dan 2023. Tingkat aktivitas IPO tersebut belum pernah terjadi dalam dua dekade terakhir di bursa ini.

"Kinerja perdagangan IPO yang lemah, kenaikan suku bunga, dan kekhawatiran geopolitik telah berkontribusi pada kondisi yang menantang bagi perusahaan yang ingin mengakses pasar publik untuk pengumpulan modal secara kesulurahan di kontinen Amerika," tulis EY.

2. Aktivitas IPO di Asia Pasifik

Aktivitas IPO di Pasar Global Menurun Selama 2023ilustrasi diversifikasi portofolio (pixabay.com/Photo Mix)

Selama 2023, sejumlah 732 perusahaan telah go public di Asia Pasifik dengan perhimpunan dana hingga 69,4 miliar dolar AS. Angka tersebut masing-masing mengalami penurunan sebesar 18 persen dan 44 secara berurutan (year on year/yoy).

Dalam menghadapi hambatan ekonomi dan geopolitik, 2023 merupakan tahun penung tantangan bagi pasar IPO Asia Pasifik. Hal itu lantaran dua kekuatan utama yang terdiri dari China Daratan dan Hong Kong terus mengalami penurunan dalam volume serta nilai transaksi.

Ukuran rata-rata transaksi dari pendaftaran lintas batas dari China Daratan ke AS juga menurun ke level terendah dalam 20 tahun terakhir dengan penurunan sebesar 93 persen dibandingkan tahun 2021. Namun, China Daratan tetap menjadi sumber pendanaan IPO yang sangat penting dengan sumbangan lebih dari 40 persen dari pendapatan global pada 2023.

"Pada pasar IPO Asia Pasifik, perusahaan-perusahaan yang memiliki modal kuat dengan dukungan dari modal ventura dan ekuitas swasta di bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) serta teknologi memiliki modal yang cukup untuk tetap bertahan hingga valuasi membaik. Penghargaan yang realistis serta kinerja pasca-IPO yang positif berpotensi mendorong beberapa perusahaan tersebut yang siap IPO dengan tata kelola yang kuat dan cerita ekuitas yang baik untuk mendaftar pada tahun 2024," sebut EY.

3. Aktivitas IPO di EMEIA

Aktivitas IPO di Pasar Global Menurun Selama 2023ilustrasi investasi saham (pixabay.com/StockSnap)

Adapun aktivitas IPO di kawasan Eropa, Timur Tengah, India dan Afrika (Europe, Middle East, India and Africa/EMEIA) mengalami peningkatan 7 persen dari sisi jumlah IPO dan menurun 39 persen dari sisi perolehan pendapatan secara yoy.

Meskipun 5 dari 10 transaksi terbesar di dunia berasal dari EMEIA, wilayah ini memiliki lebih banyak jumlah IPO kecil daripada yang besar jika dibandingkan dengan tahun 2022. Hal itu yang memicu penurunan total pendapatan.

EMEIA mencatat 413 IPO yang menghasilkan 31,1 miliar dolar AS selama 2023. Capaian aktivitas IPO di EMEIA didukung oleh transaksi besar di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) serta peningkatan aktivitas IPO di India.

MENA terus mendominasi dalam 10 besar IPO EMEIA pada 2023 dengan sumbangan 6 dari total IPO tersebut. Di Inggris, kondisi pasar yang menantang ditambah dengan inflasi tinggi dan suku bunga yang tinggi telah menurunkan aktivitas IPO.

"Secara kesuluruhan di EMEIA, prospek untuk tahun 2024 optimis. Namun, tetap waspada mengingat lingkungan pasar yang tidak dapat diprediksi. Di berbagai negara, pemerintah dan regulator mengambil langkah-langkah untuk merangsang pasar modal guna meningkatkan investasi dalam inovasi yang mengganggu," tulis EY.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya