Bahlil: Penambahan Saham Mayoritas Freeport Permudah Hilirisasi

Pemerintah mau tambah saham di PT Freeport Indonesia (PTFI)

Intinya Sih...

  • Pemerintah akan tambah saham di PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk memudahkan kebijakan hilirisasi, terutama pada komoditas tembaga.
  • PTFI akhirnya mau membangun smelter di Gresik, Jawa Timur berkat dorongan kuat dari pemerintah dengan investasi 3 miliar dolar AS.

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan, kepemilikan saham mayoritas oleh pemerintah di PT Freeport Indonesia (PTFI) bakal memudahkan kebijakan hilirisasi, terutama pada komoditas tembaga.

Bahlil pun bercerita tentang bagaimana PTFI akhirnya mau membangun smelter di Gresik, Jawa Timur berkat dorongan kuat dari pemerintah.

"Tiga miliar dolar AS (untuk) bangun smelter di Gresik. Sekarang sudah jadi, bulan Mei (beroperasi) dan di situ kita sudah bisa produksi katoda tembaga. Dari 3 juta konsentrat yang dibawa dari Timika ke Gresik, itu menghasilkan 400 ribu ton katoda tembaga, 60 ton emas," ucap Bahlil saat mengisi kuliah umum di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, dikutip Jumat (3/5/2024).

Baca Juga: Bahlil Beberkan Alasan RI Mau Kuasai 61 Persen Saham Freeport

1. Pemerintah ingin tambah saham dan perpanjang kontrak PTFI

Bahlil: Penambahan Saham Mayoritas Freeport Permudah HilirisasiKawasan Tambang Freeport Indonesia di Grasberg, Tembagapura, Papua. (IDN Times/Uni Lubis)

Dalam kesempatan tersebut, Bahlil pun menyampaikan rencana pemerintah untuk menambah kepemilikan saham di PTFI.

Bahlil mengatakan, pembelian saham pemerintah pada PTFI sejalan dengan kebijakan membangun hilirisasi di Indonesia, khususnya pada ekosistem kendaraan listrik.

Dengan memiliki saham yang lebih besar, pemerintah tidak hanya diuntungkan dengan besaran dividen tapi juga dapat mendukung kebijakan pemerintah untuk melakukan hilirisasi.

"Sekarang Freeport sudah menjadi perusahaan milik pemerintah Indonesia karena kita sudah mayoritas. Kita beli kurang lebih sekitar hampir 4 miliar dolar AS dan dari pendapatan itu, sekarang dividen 2024 itu sudah hampir lunas dengan pendapatan itu," tutur Bahlil.

Baca Juga: Cetak Laba  Rp48,79 T, Freeport Setor Rp3,3 T ke Pemda Papua Tengah

2. Perpanjangan kontrak PTFI

Bahlil: Penambahan Saham Mayoritas Freeport Permudah Hilirisasiilustrasi karyawan PT Freeport Indonesia (ptfi.co.id)

Selain itu, Bahlil juga menyampaikan rencana pemerintah memperpanjang kontrak Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) perusahaan hingga 2061.

Upaya itu tidak terlepas dari PTFI memproduksi kawat tembaga. Kawat tembaga merupakan produk turunan tembaga yang bisa menghasilkan nilai 24 kali lipat.

Bahlil menyebut dengan memproduksi kawat tembaga, Indonesia akan semakin dekat dalam mewujudkan ekosistem industri kendaraan listrik dari hulu ke hilir di dalam negeri.

"Nah kalau tembaganya ada, itu kita bangun pabrik mobil. Copper Wire (kawat tembaga) itu bungkus untuk baterai, jadi kita bangun ekosistemnya semua di Indonesia supaya kita jadi negara produsen yang disegani dunia," kata dia.

3. Hilirisasi sejalan dengan tujuan berbangsa dan bernegara

Bahlil: Penambahan Saham Mayoritas Freeport Permudah Hilirisasiilustrasi ekspor hasil hilirisasi (pexels.com/Samuel Wölfl)

Selain bercerita tentang PTFI, Bahlil kembali menegaskan tentang arah kebijakan pemerintah terkait dengan hilirisasi. Menurutnya, negara harus mempunyai arah kebijakan yang jelas.

"Tujuan kita berbangsa dan bernegara ini apa? Menciptakan kesejahteraan. Itu salah satu tujuan kita. Lewat apa? Mengelola sumber daya alam, pasal 33 UUD 45," kata Bahlil.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya