Bankir Millennial Punya Persepsi Inflasi Tidak Terjadi di Negara Maju

Inflasi tahun lalu menyerang banyak negara di dunia

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, para bankir dari kalangan millennial mungkin terkejut dengan inflasi tinggi di negara-negara maju sepanjang tahun lalu.

Para bankir tersebut, kata Sri Mulyani, memiliki karier yang dibangun dengan persepsi bahwa negara maju tidak akan terkena inflasi apalagi dengan level tinggi seperti tahun lalu.

"Yang saya mungkin khawatir para bankir millennial itu kariernya dibangun, kalau millennial usianya early 30, berarti in the past 30 years punya persepsi bahwa inflasi di negara maju itu tidak akan pernah terjadi karena in the most of your carrier dibesarkan dalam situasi di mana suku bunga rendah negara maju bahkan sometimes negatif," tutur Sri Mulyani dalam CEO Banking Forum, Senin (9/1/2023).

Baca Juga: Sri Mulyani: Tekor APBN 2022 Cuma Rp464,3 Triliun

1. Inggris negara yang tak luput dari serangan inflasi

Bankir Millennial Punya Persepsi Inflasi Tidak Terjadi di Negara Majuilustrasi inflasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Sri Mulyani pun kemudian mencontohkan Inggris sebagai negara di Eropa yang tidak luput dari serangan inflasi tinggi.

Inggris, disebut Sri Mulyani menjadi kiblat perekonomian para bankir di Indonesia. Namun, kondisi dan situasi pada 2022 membuat Inggris terpuruk akibat kesalahan dalam kebijakan ekonomi dan politiknya.

"Anda barangkali juga melihat bagaimana Inggris yang selama ini para bankir saya hampir yakin termasuk salah satu kiblatnya, mengalami pergolakan politik, ganti menteri keuangan, salah bikin budget, dan ekonominya kolaps, ganti politiknya sampai tiga kali perdana menteri dari partai yang sama," beber dia.

Baca Juga: BPS: Inflasi Indonesia Sepanjang 2022 Capai 5,51 Persen

2. AS juga alami inflasi tinggi pada 2022

Bankir Millennial Punya Persepsi Inflasi Tidak Terjadi di Negara MajuIlustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Bukan hanya Inggris, Amerika Serikat (AS) juga menjadi negara maju yang merasakan inflasi tinggi. Sri Mulyani pun bercerita bagaimana Bank Sentral AS atau The Fed mengambil kebijakan guna mengatasi persoalan tersebut.

"Makanya 2022 lebih dari 425 basis poin kenaikan suku bunga di Amerika hanya dalam waktu satu tahun, the fastest, the highest in the history of America," ujar dia.

Sri Mulyani menambahkan, terakhir kali AS mengalami inflasi tinggi adalah pada medio 1970-an, yakni sebesar 20 persen.

Gubernur The Fed kala itu, Paul Volcker kemudian mengambil tindakan untuk menaikkan suku bunga dan kemudian terjadi resesi di AS. Kala itu, dunia juga tengah dilanda perang. Bukan di Eropa melainkan di Timur Tengah.

Baca Juga: 4 Tips Kelola Keuangan saat Dunia Terancam Stagflasi 

3. Sejarah terulang

Bankir Millennial Punya Persepsi Inflasi Tidak Terjadi di Negara MajuMenteri Keuangan, Sri Mulyani (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Berangkat dari cerita tersebut, Sri Mulyani pun menyampaikan pesannya kepada para bankir, terutama dari kalangan millennial. Bendahara Negara tersebut berharap agar para bankir bisa belajar dari kondisi atau situasi yang telah terjadi sebelumnya sebab sejarah biasanya cenderung berulang.

"Yang ingin saya sampaikan kepada Anda, histori itu sering kembali lagi. Belajar dari sejarah, penting untuk kita mengetahui, kadang-kadang mobil series-nya sudah berbeda series 1 sampai 11, tapi series 11 itu berasal dari series 1. Jadi, memahami series 1 supaya tahu playbook dan textbook supaya kita juga familiar. Itu yang ingin saya sampaikan di awal," kata dia.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya