BI Prediksi Kenaikan Suku Bunga The Fed Mundur ke Kuartal-IV 2023

Suku bunga The Fed bisa tembus 6 persen tahun ini

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) memprediksi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed bakal mengundur keputusannya menaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate.

Menurut rencana awal, The Fed bakal menaikan suku bunganya pada kuartal-III 2023, tetapi BI meyakini hal itu akan mundur setidaknya hingga akhir tahun ini.

"Tadinya di kuartal-III, tapi sepertinya akan diundur ke kuartal-IV," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Erwindo Kolopaking, dalam keterangannya kepada awak media, dikutip Senin (11/9/2023).

Sebagai informasi, The Fed bakal menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) yang merupakan rapat kebijakan dewan Bank Sentral AS pada 19-20 September 2023. Keputusan soal suku bunga dan arah kebijakan moneter lainnya biasanya diumumkan setelah rapat tersebut.

1. Suku bunga The Fed masih dalam tren tinggi

BI Prediksi Kenaikan Suku Bunga The Fed Mundur ke Kuartal-IV 2023Ilustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Erwindo menambahkan, arah kebijakan suku bunga The Fed masih dalam tren tinggi untuk jangka waktu yang cukup panjang.

Hal itu kerap disebut dengan istilah Higher for Longer. Dengan demikian, ketidakpastian di pasar keuangan global juga masih akan belum menentu.

"Ini juga akan mendorong nanti ketidakpastian di pasar keuangan. Ditambah lagi ada sekarang tahun fiskal US berakhir di kuartal-III dan ini kemudian biasanya ada government shutdown," ucap Erwindo.

Baca Juga: Bank Indonesia Proyeksi Suku Bunga The Fed Sentuh 6 Persen Akhir Tahun

2. Suku bunga The Fed bisa sampai 6 persen

BI Prediksi Kenaikan Suku Bunga The Fed Mundur ke Kuartal-IV 2023Ilustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya diberitakan, Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan suku bunga The Fed bisa menyentuh 6 persen hingga akhir tahun. Kenaikan suku bunga merupakan respons The Fed untuk meredam inflasi di negeri Paman Sam.

Untuk diketahui, suku bunga The Fed saat ini di kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen. Kemudian, inflasi AS per Juli 2023 masih berada di level 3,2 persen.

"Ini menyebabkan kemungkinan Fed Fund Rate (suku bunga acuan The Fed) kemungkinan bisa 5,75 persen tahun ini, bahkan juga bisa 6 persen dan kemungkinan juga masih akan tinggi sepanjang 2024 atau higher for longer. Kondisi ini menjadi tantangan global," ujar Perry dikutip pada Rabu (30/8/2023).

3. Dolar AS terus menguat

BI Prediksi Kenaikan Suku Bunga The Fed Mundur ke Kuartal-IV 2023Mata uang Amerika Serikat, Dolar. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Perry menambahkan, tantangan ekonomi semakin tidak mudah seiring melemahnya pertumbuhan ekonomi global, yang disertai tingginya inflasi dan penguatan dolar AS.

"Dolar sangat kuat, tempo hari (indeks nilai tukar) pernah melemah 101 (poin), sekarang 103, bahkan kemarin 104, berarti dolar itu yang paling kuat di dunia dan kenapa kami harus mempertahankan stabilitas nilai tukar," ujarnya.

Lebih lanjut, BI memprediksi nilai tukar rupiah tahun ini berkisar Rp14.800-Rp15.200 per dolar AS.

Namun, tahun depan rupiah bisa menguat ke Rp14.600-Rp15.100 per dolar AS. Faktornya adalah inflasi rendah, pertumbuhan ekonomi tinggi, kebijakan parkir devisa hasil ekspor dan imbal hasil surat utang yang menarik investor.

"Secara keseluruhan, kami akan terus menjaga kebijakan moneter untuk untuk tetap pro-stability, tidak hanya tentang suku bunga. Tapi ada juga mengenai intervensi di pasar valuta asing, dan term deposit devisa hasil ekspor, sekuritas rupiah BI dan local currency settlement (LCT) kami perluas di ASEAN untuk untuk sistem pembayaran," tegas Perry.

Baca Juga: BI Ramalkan The Fed Kerek Lagi Suku Bunga di September

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya