Bos Garuda Indonesia: Transformasi Digital Maskapai Dunia Kebablasan
Intinya Sih...
- Transformasi digital maskapai cenderung kebablasan, mengalihkan interaksi antarindividu ke IT.
- Komitmen Garuda Indonesia untuk mempertahankan pramugarinya jauh dari peran IT sebagai elemen penting dalam menjaga interaksi dengan penumpang.
- Sektor IT baru mendapatkan perhatian setelah proses restukturisasi dan PKPU, aplikasi mobile Garuda Indonesia mendapatkan rating baik setelah perbaikan dilakukan.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Irfan Setiaputra, mengungkapkan transformasi digital yang dilakukan oleh sejumlah maskapai cenderung kebablasan. Hal itu disampaikan Irfan berkaca dari penerbangan yang dilakukannya ke sejumlah negara di dunia.
"Kalau bapak ibu sekalian pernah menikmati atau melakukan perjalanan terutama ke daerah Eropa seperti Inggris dang juga Amerika menurut saya ini sudah terlalu kebablasan," kata Irfan saat menjadi pembicara dalam Fortune Indonesia Summit (FIS) 2024, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Irfan menyatakan, berdasarkan pengalamannya tersebut semua di dalam penerbangan diserahkan dan bahkan interaksi yang harusnya terjadi antarindividu pun dialihkan ke IT.
1. Garuda berkomitmen tidak akan mengganti pramugari dengan teknologi
Oleh sebab itu, Irfan menyatakan komitmen Garuda Indonesia untuk tetap mempertahankan para flight attendant atau pramugarinya jauh dari peran IT.
Menurut dia, pramugari merupakan elemen penting yang harus dipertahankan untuk menjaga interaksi antara maskapai dan penumpangnya.
"Kami tidak pernah punya keinginan mengganti pramugari dengan IT ya. Mungkin bapak-bapak di sini, terutama mungkin mengharapkan adanya interaksi langsung gitu kan ya," ucap Irfan.
Baca Juga: Garuda Kembali Menang atas Gugatan Banding Greylag Cs
2. Sektor IT sempat tidak mendapatkan perhatian ketika pandemik
Editor’s picks
Di sisi lain, Irfan mengakui tidak sempat melakukan banyak perubahan pada aspek IT ketika ditunjuk pertama kali untuk memimpin Garuda Indonesia.
Sebagai informasi, Irfan pertama kali menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia pada 22 Januari 2020 atau bertepatan saat Indonesia masih dalam masa pandemik COVID-19.
"Sayangnya gak sempat ngapa-ngapain. Jadi, saya mau ngaku saja bapak ibu sekalian pada waktu zaman COVID-19 itu salah satu yang tidak kami lakukan apapun itu di IT, karena mahal. Karena, buat kami pada waktu itu yang penting selamat," ujar Irfan.
3. IT mulai dikembangkan pasca restrukturasi
⁷Sektor IT Garuda Indonesia kemudian baru mendapatkan perhatian setelah proses restukturisasi dan PKPU kelar dilakukan. Adapun sampai saat ini transformasi digital dan pengembangan sektor IT maskapai pelat merah terus dilakukan.
"Memang setelah kita lewati proses restru, PKPU, dan segala macam IT jadi salah satu area di mana kita memfokuskan diri dan sedang berlangsung," kata Irfan.
Hal itu kemudian dibuktikan lewat aplikasi mobile Garuda Indonesia yang perlahan mendapatkan rating baik dari sebelumnya 2,8 kini ada di posisi empat. Perbaikan terhadap aplikasi tersebut jadi cara Garuda Indonesia untuk mengembangkan sektor IT yang langsung berhubungan dengan konsumen atau penumpangnya.
Baca Juga: Erick Kejar Target Garuda Indonesia Gabung InJourney Tahun Ini