Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Penanganan Sampah Plastik ala Greenhope

Pengurangan sampah plastik demi industri hijau masa depan

Jakarta, IDN Times - Industri hijau atau green industry saat ini menjadi satu hal yang digalakkan oleh pemerintah dan juga para pelaku usaha. Tak terkecuali bagi perusahaan teknologi penghasil resin plastik ramah lingkungan, Greenhope.

Diketahui, pemerintah menargetkan pengurangan sampah laut hingga 70 persen pada tahun 2025. Berbagai upaya pun dilakukan dari pencegahan di hulu hingga penanganan di hilir.

Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan adalah penggunaan bahan plastik mudah terurai (biodegradable) dan hal tersebut sudah dilakukan oleh Greenhope.

Co-Founder dan CEO Greenhope, Tommy Tjiptadjaja mengatakan, penyelesaian masalah dan solusi sampah plastik perlu mempertimbangkan beragam variabel yang ada di Indonesia.

“Semua solusi atau inovasi yang muncul harus memperhatikan aspek lokal, yakni budaya, tingkat sosio-ekonomi, infrastruktur penanganan sampah, kompleksitas geografi dan iklim,” ujar Tommy, dalam pernyataan resmi yang diterima IDN Times, Minggu (23/10/2022).

1. Ekonomi sirkular dalam penanganan polusi sampah plastik

Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Penanganan Sampah Plastik ala GreenhopeSampah-sampah plastik yang sudah dihancurkan menjadi serpihan-serpihan kecil dan siap diproduksi sebagai barang setengah jadi, Minggu (12/6/2022). IDNTimes/Savi

Dia menambahkan, ekonomi sirkular perlu dilakukan untuk mengatasi persoalan sampah plastik. Adapun ekonomi sirkular tersebut bisa berjalan bila dilakukan dengan menerapkan tiga tahapan inovasi.

"Perlu dilakukan inovasi teknologi yang menghasilkan plastik mudah terurai, inovasi proses yang menyangkut proses pemilahan hingga pengolahan sampah serta inovasi sosial yang menstimulasi perubahan mindset dan perilaku," tutur Tommy.

Baca Juga: Perfoma Apik Ekonomi Digital RI Picu Stabilitas Ekonomi Domestik

2. Perlunya pengelolaan 4R

Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Penanganan Sampah Plastik ala GreenhopeIlustrasi bahaya sampah plastik (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Di sisi lain, Tommy menyampaikan perlunya pengelolaan terhadap kebijakan 4R, yakni Reduce, Reuse, Recycle, dan Return to Earth dalam penanganan sampah plastik.

Menurut dia, masing-masing R dalam solusi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga perlu dikelola efek sampingnya.

“Masalah sampah plastik merupakan masalah yang sistemik sehingga tidak ada satupun solusi R yang paling hebat sendiri, semua harus holistik dan kontekstual serta terjangkau,” kata Tommy.

Dengan keyakinan tersebut, sambung Tommy, Greenhope siap bermitra dengan berbagai pihak guna berkolaborasi dalam penanganan sampah plastik.

3. Greenhope kolaborasi dengan tiga startup waste management

Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Penanganan Sampah Plastik ala GreenhopeIlustrasi sampah plastik (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Sejalan dengan komitmen tersebut, Greenhope bersama dengan Gerakan Plastik Akal Sehat untuk Indonesia (Pasti) juga melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk kolaborasi 4R.

Kesepakatan tersebut dilakukan bersama tiga perusahaan rintisan pengelolaan sampah yaitu Jangjo, Rekosistem, dan Green Prosa.

Sekjen Gerakan Pasti, Variaty Johan menjelaskan, kolaborasi kelima institusi itu berupa edukasi untuk perubahan pola pikir masyarakat terhadap penangan sampah, pemilahan dan pengelolaan sampah plastik, pengelolaan sampah organik, dan penggunaan plastik yang mudah terurai.

Adapun proyek-proyek tersebut bakal dilaksanakan di Jakarta, Banyumas, dan Surabaya.

"Dengan kolaborasi ini, kita mau tunjukkan bahwa masing-masing solusi bisa saling melengkapi dan impact-nya bagi masyarakat akan semakin besar," ujar Johan.

Baca Juga: Meski Belum Rampung, Anies Resmikan Pengolahan Sampah RDF Terbesar RI 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya