Erick Thohir Minta InJourney Jangan Jual Tanah di Mandalika, Kenapa?

Erick ingin percepatan pembangunan Mandalika

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir meminta Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata alias InJourney mempercepat proses pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Mandalika sendiri memang direncanakan menjadi KEK khususnya di bidang pariwisata. Oleh karena itu, pengembangannya meliputi pembangunan hotel, jalan, dan bahkan sirkuit.

Berkaitan dengan hal itu, Erick meminta agar InJourney tidak lagi fokus menjual tanah untuk menarik para investor melakukan pembangunan di KEK Mandalika.

"Sekarang saya sudah minta direksi (InJourney) kalau ingin mempercepat Mandalika ini jangan lagi jual tanah, lama karena apa? Tidak semua industri properti hari ini mau masuk ke bidang properti makanya kita mau bikin terobosan seperti yang di Batang," ucap Erick dalam pernyataannya, dikutip Senin (10/7/2023).

Baca Juga: PMN InJourney Rp1,19 Triliun, Sri Mulyani: Masih Dibahas!

1. Sewa dengan opsi beli

Erick Thohir Minta InJourney Jangan Jual Tanah di Mandalika, Kenapa?Pembangunan Sirkuit MotoGP Mandalika, Nusa Tenggara Barat (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Alih-alih menjual tanah ke investor, Erick menyarankan skema leasing atau sewa dengan opsi beli. Hal itu sudah dilakukan di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah.

Selain di Batang, skema sewa tanah dengan opsi beli tersebut juga dilakukan untuk pengembangan wilayah Nusa Dua, Bali.

"Di Batang itu sudah. Kalau orang mau bikin pabrik, sewa aja, tapi nanti boleh opsi to buy. Nanti di Mandalika kita akan ada opsi seperti di Batang. Kalau ada yang mau bangun hotel apa segala silakan lease dulu, tapi punya opsi to buy. Ini yang kita coba construct supaya ada percepatan di Mandalika," tutur Erick.

Baca Juga: Mau Masuk ke Holding InJourney Tahun Ini, Keuangan Garuda Sudah Sehat?

2. Investasi di KEK Mandalika kurang laku

Erick Thohir Minta InJourney Jangan Jual Tanah di Mandalika, Kenapa?Kuta Beach Park KEK Mandalika. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sebelumnya diberitakan, investasi di KEK Mandalika dianggap maksimal. Sejak diresmikan Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada 20 Oktober 2017 hanya ada investasi beberapa hotel bintang di kawasan ini. Hal tersebut masih jauh di bawah harapan Pemerintah Indonesia.

Anggota Tim Monitoring Evaluasi dan Akselerasi KEK Pariwisata Kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Taufan Rahmadi mengungkapkan, penyebab minimnya investasi di KEK Mandalika adalah karena ribetnya proses birokrasi hingga mahalnya sewa lahan di tempat ini.

"Saya mendengar dari kawan-kawan investor ataupun yang akan berinvestasi bahwa, pertama, birokrasi harus dibuat lebih sederhana. Kedua, harga sewa lahan. Mereka berharap harga sewa lahan diberikan keleluasaan," kata Taufan dikonfirmasi IDN Times, Sabtu (8/7/2023).

Baca Juga: Kedatangan Bhikku, InJourney Pastikan Penyambutan Lancar dan Khidmat

3. Sewa lahan mahal

Erick Thohir Minta InJourney Jangan Jual Tanah di Mandalika, Kenapa?Foto udara destinasi wisata Pantai Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Senin (7/6/2021). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Taufan tidak mengungkapkan besaran biaya sewa lahan di KEK Mandalika. Namun dalam perhitungannya, ia berpendapat, para investor pun mempertimbangkan break event point (BEP) modal sudah ditanamkan.

Para investor pun akan memilih lokasi lain ketika potensi investasi tidak sesuai harapan.

"Inilah pentingnya dikalkulasi sama-sama, sehingga skema investasi KEK Mandalika bisa lebih bersahabat dengan investor luar, juga investor lokal," kata Mantan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB ini.

Taufan menambahkan birokrasi yang cepat, dan sewa lahan yang lebih murah akan mampu menjadi daya tarik bagi investor. Karena calon investor mengatakan sewa lahan cukup mahal di KEK Mandalika.

"Calon investor mengatakan bagaimana supaya ada kemudahan berinvestasi dan harga sewa yang ada di KEK Mandalika," ujarnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya