GoTo Dapat Suntikan Investasi TikTok, HIPPI: Sudah Dikuasai China!

Ada ratusan juta data konsumen Tokopedia dikuasai TikTok

Jakarta, IDN Times - Akuisisi Tokopedia oleh TikTok yang dimiliki perusahaan asal China, ByteDance mendapatkan perhatian serius dari Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI). Ketua Umum HIPPI, Erik Hidayat pun menganggap akuisisi tersebut sebagai sebuah ancaman nasional.

Hal tersebut bukannya tanpa alasan sebab TikTok menyuntikkan investasi sebesar 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk memiliki 75 persen saham Tokopedia di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

"Hal ini bisa dianggap ancaman bagi keamanan nasional. Saya sangat menyesalkan super app ini kembali dimiliki pihak asing. Hal ini sangat menyesakkan karena sebagai pemilik saham mayoritas, GoTo sudah dapat dikuasai oleh perusahaan asal China itu. Sementara kita orang Indonesia tidak punya apa-apa," ujar Erik kepada awak media, dikutip Rabu (13/12/2023).

Baca Juga: Investasi di GoTo, TikTok Kuasai 75 Persen Saham Tokopedia

1. Data konsumen jadi perhatian

GoTo Dapat Suntikan Investasi TikTok, HIPPI: Sudah Dikuasai China!Transaksi di Tokopedia (Dok. Tokopedia)

Kekhawatiran Erik lainnya muncul dari sisi penggunaan data konsumen yang dimiliki oleh Tokopedia. Selain punya ratusan juta pengguna di Indonesia, data konsumen milik Tokopedia secara otomatis akan diketahui oleh TikTok.

Selain itu ada pula data milik Gojek yang juga dimiliki GoTo sebagai perusahaan induk terafiliasi dengan Tokopedia.

"Pasalnya,semua data baik itu pergerakan orang alias di aplikasi Gojek, kemudian penyimpanan uang pengguna di GoPay, hingga karakter belanja seluruh warganet Indonesia dan data lainnya sudah bisa dikuasai oleh TikTok," kata Erik.

"Database yang dimiliki Tokopedia dengan sekitar 150 juta pengguna akan berpindah ke TikTok dan otomatis data besar konsumen Indonesia akan dengan mudah dimanfaatkan orang asing," sambung dia.

2. Konsistensi pemerintah dipertanyakan

GoTo Dapat Suntikan Investasi TikTok, HIPPI: Sudah Dikuasai China!ilustrasi aplikasi TikTok (IDN Times/Izza Namira)

Erik yang juga pengurus pusat Kamar Dagang dan Industri (KADIN) mempertanyakan konsistensi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

Tiktok menghidupkan lagi fitur Tiktok Shop dalam aplikasi media sosial mereka dan secara terang-terangan menabrak Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 tahun 2023.

Asal tahu saja, pada peraturan yang baru direvisi Oktober lalu wajib adanya pemisahan fungsi media sosial dan e-Commerce dan tidak boleh digunakan dalam satu aplikasi.

"Ini terkesan diakal-akali. Saat ini memang Tokopedia sebagai platform lokapasar sudah memiliki izin, akan tetapi dengan mudahnya diakali dengan membeli Tokopedia-nya. Mereka harus klarifikasi, gemas juga saya," tutur Erik.

Baca Juga: TikTok Shop Buka Lagi di Indonesia di Bawah Tokopedia

3. Jokowi sebut ada aplikasi yang dapat 123 juta data pengguna dalam hitungan bulan

GoTo Dapat Suntikan Investasi TikTok, HIPPI: Sudah Dikuasai China!Presiden Joko Widodo (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sebelumnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo pernah mengaku kaget dengan keberadaan aplikasi yang mampu mendapatkan data lebih dari 100 juta pengguna hanya dalam hitungan bulan.

Jokowi pun merasa hal itu perlu mendapatkan perhatian karena akan bisa mengancam perkembangan ekonomi digital Indonesia, terutama dari sisi keamanan data.

"Hanya dalam waktu bulan saja, saya enggak usah sebutkan aplikasi apa, (aplikasi itu) sudah mencapai 123 juta orang masuk ke aplikasi itu hanya dalam hitungan bulan. Pembeliannya sangat masif sekali. Artinya apa? Perilaku konsumen kita sudah dipegang. Mood-nya mau ke mana, sudah dipegang. Arahnya mau ke mana, sudah bisa ditebak dan kita terlambat," beber Jokowi.

Baca Juga: TikTok Shop Buka Lagi lewat Tokopedia, Ini 5 Peringatan Menkop

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya