Ini 3 Tema Ekonomi Digital yang Diusung di G20 Presidensi Indonesia

Digital ekonomi jadi isu yang dekat dengan masyarakat

Jakarta, IDN Times - Ekonomi digital menjadi salah satu isu yang akan dibawa dalam pertemuan G20 Presidensi Indonesia 2022. Sebelum dilakukannya pertemuan antar kepala negara, isu tentang ekonomi digital bakal dibahas dalam level kelompok kerja atau Digital Economy Working Group (DEWG).

DEWG ini merupakan inisiatif Indonesia yang memang menganggap ekonomi digital sebagai salah satu isu penting untuk dibahas dalam pertemuan G20 nanti.

"Sejak 2019 Indonesia adalah negara yang memperjuangkan isu digital dari gugus tugas menjadi kelompok kerja, dari task force menjadi working group. 2020 diperjuangkan kembali dan disepakati kenaikan kelasnya. Jadi indoneisa negara pertama yang memimpin kelompok kerja ekonomi digital," kata Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Dedy Permadi, dalam pertemuan dengan media di Jakarta, Rabu (26/1/2021).

DEWG, lanjut Dedy bakal mengusung tiga tema konkret yang mau dibahas dalam pertemuan G20 level kepala negara nanti. Tiga tema ini diharapkan bisa menghasilkan output yang bisa bermanfaat untuk masyarakat.

Apa saja ketiga tema tersebut? 

Baca Juga: Finance Track G20 Batal di Bali, KADIN: Sangat Disayangkan

1. Konektivitas dan pemulihan pascapandemik

Ini 3 Tema Ekonomi Digital yang Diusung di G20 Presidensi IndonesiaANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Tema pertama soal ekonomi digital merupakan konektivitas dan pemulihan pascapandemik COVID-19.

Selain koneksi internet antardaerah, perluasan konektivitas juga ditujukan antar manusia. Hal itu disebabkan pengguna internet di Indonesia saat ini sudah 202 juta orang lebih atau 73,7 persen dari populasi Indonesia.

"Jadi konektivitas dan pemulihan pasca pandemi ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Banyak UMKM nengalami kesusahan karena pandemik, tetapi setelah jualan online mereka bisa bertahan. Artinya kita melihat optimisme di ruang digital untuk tetap mempertahankan ekonomi masyarakat dan kita kerjasamakan dengan negara lain," tutur Dedy.

Baca Juga: 5 Upaya Memanfaatkan Teknologi Digital untuk Pemulihan Ekonomi

2. Kecakapan dan literasi digital

Ini 3 Tema Ekonomi Digital yang Diusung di G20 Presidensi IndonesiaIlustrasi ekonomi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Tema kedua yang diusung dalam DEWG adalah perihal kecakapan dan literasi digital. Hal ini juga diakui Dedy sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia.

Dedy menjelaskan, kecakapan dan literasi digital masyarakat Indonesia tidak diimbangi dengan besarnya jumlah pengguna internet. Rata-rata orang Indonesia disebutnya menggunakan internet selama 8 jam 52 menit setiap harinya.

Kebanyakan pengguna internet di Indonesia dan sebagian besar negara lainnya menggunakan internet untuk dua hal, yakni media sosial dan hiburan digital.

"Kita harus mulai geser, dari yang media sosial dan hiburan menjadi aktivitas produktif, misalnya orang tidak hanya menggunakan media sosial untuk interaksi, tetapi untuk usaha online," ujar Dedy.

Di sisi lain untuk kecakapan digital, Dedy menyatakan keinginan DEWG untuk mendorong pengguna internet di Indonesia belajar analisis big data, kecerdasan buatan, machine learning, internet of things, cyber security, dan lainnya.

"Kita mau mengajak pemuda pemudi Indonesia untuk mulai mengenal kecakapan digital," kata dia.

Baca Juga: Jos! Ekonomi Digital RI Tumbuh Jadi US$70 Miliar di 2021

3. Cross border data flow

Ini 3 Tema Ekonomi Digital yang Diusung di G20 Presidensi IndonesiaIlustrasi tulisan keamanan siber. (Pexels.com/cottonbro)

Selanjutnya tema ketiga yang menjadi perhatian DEWG untuk dibahas dalam G20 Presidensi Indonesia adalah arus pertukaran data antarnegara atau cross border data flow.

Dedy mengungkapkan, pada 2025 mendatang diperkirakan data yang beredar di dunia mencapai 453 miliar gigabyte (GB) per hari. Hal itu kemudian memicu pentingnya pengelolaan data di ruang digital dan kesepakatan denga negara-negara lain terutama G20 untuk melindungi data tersebut.

"Misalnya memperkecil penyalahgunaaan data pribadi, adanya serangan keamanan siber dan lainnya karena data mengalir lintas negara dan kita, Indonesia saat ini sedang mendorong adanya satu kesepakatan negara-negara G20 bersepakat soal data itu," ucap Dedy.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya