Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dipertanyakan, Begini Respons Luhut

Luhut bilang iuran pariwisata dilakukan di mana-mana

Intinya Sih...

  • Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan iuran pariwisata akan dijadikan dana abadi pariwisata untuk mendukung kegiatan pariwisata di Indonesia.
  • Luhut menegaskan bahwa penambahan komponen pada harga tiket pesawat sudah umum dilakukan di mana-mana, seperti penambahan 2-3 dolar pada harga tiket pesawat.

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan angkat suara terkait iuran pariwisata yang beberapa waktu lalu menjadi bahan perbincangan warganet.

Dalam pernyataannya, Luhut mengatakan bahwa iuran pariwisata tersebut akan dijadikan sebagai dana abadi pariwisata.

"Ini kan di mana-mana negara dunia juga sama aja. Jadi, itu nanti ada endowment fund-nya kita buat untuk pariwisata. Jadi seperti misalnya kemarin F1H2O (Danau Toba), kita gak perlu minta ke mana-mana lagi. Dari situ aja, nanti interest-nya untuk itu," ucap Luhut kepada awak media, dikutip Minggu (28/4/2024).

Baca Juga: Kata Sandiaga soal Rencana Pungutan Iuran Pariwisata via Tiket pesawat

1. Tambahan harga ke tiket pesawat sudah biasa dilakukan

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dipertanyakan, Begini Respons LuhutBandara Supadio Pontianak tak layani penerbangan internasional. (IDN Times/Teri).

Luhut pun menambahan, praktik penambahan komponen pada harga tiket pesawat sudah jamak dilakukan di mana-mana.

"Dan kemudian kalau orang traveling kasih 2 dolar, 3 dolar additional ke tiketnya di mana-mana aja orang lakukan," ujar dia.

Baca Juga: Pengamat: Penerapan Iuran Pariwisata Lewat Tiket Pesawat Tak Etis

2. Respons Sandiaga Uno

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dipertanyakan, Begini Respons LuhutMenparekraf, Sandiaga Uno saat kunjungan ke Singkawang. (IDN Times/Teri).

Sebelum Luhut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno terlebih dahulu bersuara perihal rencana pemerintah yang ingin memungut iuran pariwisata lewat tiket pesawat.

"Memang ada rapat koordinasi pembahasan untuk rencana dana pariwisata berkelanjutan," ujar Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandiaga Uno, Senin (22/4/2024).

Kendati begitu, pria yang karib disapa Sandi tersebut memastikan belum ada keputusan apapun soal rencana pemerintah tersebut.

Lebih lanjut Sandi berjanji belum ada beban tambahan pada harga tiket pesawat. Meski begitu, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengakui harga tiket pesawat masih mahal.

"Ini masih dalam kajian dan tentunya kita menyadari masukan masyarakat bahwa harga tiket masih mahal. Oleh karena itu, kita tidak akan menambah beban," ujar Sandi.

3. Pungutan iuran pariwisata dipertanyakan

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dipertanyakan, Begini Respons LuhutBandara Internasional Supadio berubah status jadi bandara domestik. (IDN Times/Teri).

Sebelumnya, pengamat penerbangan, Alvin Lie mempertanyakan rencana pemerintah menerapkan iuran pariwisata lewat tiket pesawat yang bakal tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Dana Pariwisata Berkelanjutan.

Dia berpendapat, tidak semua penumpang pesawat merupakan pelaku pariwisata sehingga iuran tersebut terasa tidak adil jika dibebankan kepada para penumpang pesawat.

"Apakah semua penumpang pesawat itu pelaku wisata? Kenapa hanya angkutan udara? Yang pasti pelaku wisata itu kan orang yang tinggal di hotel, misalnya atau di obyek-obyek wisata. Kenapa dibebankan pada pengguna jasa penerbangan?" ucap Alvin saat dihubungi IDN Times, Senin (22/4/2024).

Alvin menambahkan, kebutuhan orang untuk terbang tidak hanya untuk berwisata. Ada orang yang menggunakan pesawat untuk mengunjungi keluarga dan bahkan pergi menghadiri undangan.

Lalu, menurut Alvin, sekitar 70 persen lebih orang terbang menggunakan pesawat untuk urusan dinas, bisnis, rapat kerja, dan sebagainya. Hal itu diketahui Alvin lewat survei yang dilakukannya dan tim pada akhir Januari silam di lima bandara besar Indonesia seperti Soekarno-Hatta, Kualanamu, Juanda, I Gusti Ngurah Rai, dan Sultan Hasanuddin.

"Lewat metode wawancara langsung dengan pemegang boarding pass. Jadi, yang diajak bicara ini adalah orang yang sudah pegang boarding pass, bukan sembarangan orang. Kemudian jumlah responden 7.414 orang. Pengguna jasa penerbangan yang tujuannya murni untuk wisata atau liburan itu hanya 12,1 persen. Lantas kamu mau dibebani macam-macam biaya ini untuk apa?" tutur Alvin.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya