Jatuh Bangun Astra Otoparts Lalui Pandemik COVID-19 di 2020

2020 jadi momen terberat bagi PT Astra Otoparts Tbk

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 memberikan pukulan sangat telak kepada PT Astra Otoparts Tbk (AUTO). Periode 2020 diakui menjadi salah satu momen paling berat yang pernah terjadi di Astra Otoparts.

"Kalau buat kami, 2020 adalah masa-masa paling berat karena di tahun 2020 kita masih ingat pada Maret, dinyatakan di Indoneisa mulai ada yang positif COVID dan kemudian cepat sekali itu berkembang," kata Direktur Utama Astra Otoparts, Hamdani Dzulkarnaen Salim dalam Program Ngobrol Seru IDN Times, Kamis (10/2/2022).

Puncaknya, sambung Hamdani, terjadi pada April dan Mei yang merupakan momen Ramadan dan Lebaran ketika COVID-19 memaksa industri otomotif berhenti total.

"Mereka tidak melakukan produksi dan itu jadi masa-masa berat buat kami karena ya kami hampir tidak ada pekerjaan karena industri yang kami suplai lebih banyak yang berhenti," ucap dia.

 

Baca Juga: Astra Life Raup Pendapatan Premi Rp4 Triliun di Kuartal-III 2021

1. Manfaatkan trading

Jatuh Bangun Astra Otoparts Lalui Pandemik COVID-19 di 2020IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Hamdani pun kemudian menjelaskan, bisnis AUTO dijalankan melalui dua pilar, yakni Manufacturing dan Trading. Manufacturing seperti disebutkan sebelumnya amat terpukul akibat COVID-19.

Oleh karena itu, Hamdani mengalihkan fokus untuk menjalankan pilar lainnya, yakni Trading.

"Trading ini dibilang terpengaruh ya terpengaruh, tapi terpengaruhnya tidak seberat Manufacturing. Jadi dengan Trading, kami melakukan banyak upaya digitalisasi, pembelian melalui online dan sebagainya. Itu bisa menopang kami setidaknya untuk tahun itu (2020) supaya kami tidak begitu terpuruk," bebernya.

Segala upaya yang dilakukan Hamdani kala itu bertujuan untuk bisa bertahan di tengah pandemik COVID-19. Dia melakukan banyak hal termasuk mengefisiensikan seluruh biaya operasi, menangani perminataan yang ada sebaik mungkin, dan mencari celah melalui diversifikasi usaha.

"Itu yang mendorong kami sejak 2020 banyak melakukan diversifikasi yang akhirnya mungkin sebagian itu antara lain kami mulai masuk ke alat kesehatan dan sebagainya karena kami melihat pada saat pandemik itu adalah salah satu potensi yang masih bisa digarap dengan baik lewat kompetensi dan kapabiitas yang kami miliki," tutur Hamdani.

Baca Juga: 5 Tips Bertahan Lama di Dunia Kerja, Kariermu Dijamin Aman 

2. Tren bisnis AUTO tengah menanjak pada 2019

Jatuh Bangun Astra Otoparts Lalui Pandemik COVID-19 di 2020Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Pukulan telak yang diterima AUTO pada 2020 pada dasarnya tidak diperkirakan oleh Hamdani. Hal itu lantaran bisnis AUTO pada 2019 menunjukkan tren positif dan menanjak.

Tak mengherankan jika kemudian dia mencanangkan target yang lebih baik pada 2020. Namun, pandemik COVID-19 membuyarkan seluruh target tersebut.

"2019 itu cukup bagus dan kami waktu itu berharap 2020 lebih bagus lagi, tetapi kan yg terjadi sebaliknya. Jadi buat Astra Otoparts itu sangat berat dan bahkan kami boleh dibilang seolah-olah operation kita hanya impas saja lah. Kita tidak sampai negatif, tapi kalau boleh dibilang profitnya itu sangat mnimal sekali," papar Hamdani.

3. AUTO mengalami perbaikan pada 2021

Jatuh Bangun Astra Otoparts Lalui Pandemik COVID-19 di 2020IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Setelah dihantam habis-habisan oleh pandemik COVID-19 pada 2020, Hamdani tentunya tidak ingin memasang target muluk-muluk pada 2021.

Namun, di luar dugaan periode tersebut memberikan kinerja cukup apik kepada AUTO. Berbagai macam dukungan pemerintah seperti tarif diskon PPnBM sangat memengaruhi kinerja AUTO pada 2021 silam.

"Banyaknya dukungan program dari pemerintah seperti PPnBM dan sebagainya itu Puji Tuhan membuat situasi bisnis jauh lebih baik dibandingkan 2020. Kami di 2021 itu result-nya sangat baik walaupun belum mencapai angka pada 2019, tapi trennya menuju ke sana," kata Hamdani.

Hamdani pun berharap bisa mencapai tren positif lagi pada tahun ini dan melanjutkan apa yang sudah dicapai pada 2021.

Namun, Hamdani mengaku masih harap-harap cemas kejadian 2020 terulang kembali mengingat varian Omicron tengah menerjang Indonesia.

"Kami sangat berharap bahwa di 2022 ini seharusnya itu akan lebih baik lagi, tapi kami harap-harap cemas mudah-mudahan Omicron ini tidak menimbulkan efek yang sama seperti 2020. Kalau sama maka kami prihatin sekali. Saya sendiri sangat optimistis Omicron ini akan jauh lebih mild dibandingkan yang 2020," ujarnya.

Baca Juga: Cerita Nikolas, Petugas BRI yang Lalui Rintangan Demi Salurkan Bansos

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya