Jumlah dan Pendapatan IPO Indonesia Paling Besar di ASEAN selama 2023

Ada 79 perusahaan yang IPO selama tahun lalu

Jakarta, IDN Times - Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara dengan jumlah initial public offering (IPO) terbanyak selama 2023. Indonesia berhasil mengalahkan Thailand dan Malaysia dalam kategori banyaknya jumlah IPO yang terjadi tahun lalu.

Hal itu terlihat dalam laporan "Global IPO Trends 2023" yang baru-baru ini dirilis oleh Ernst & Young (EY). Di Asia Tenggara, tercatat ada total 157 IPO yang mengumpulkan 5,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang 2023.

Capaian tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan 2022, yakni 152 IPO dengan total perolehan dana sebesar 6,9 miliar dolar AS.

"Bursa-bursa di ASEAN yang sangat aktif di tahun 2023 adalah Indonesia 79 IPO mengumpulkan 3,6 miliar dolar AS, Thailand 37 IPO mengumpulkan 1,1 miliar dolar AS, dan Malaysia 32 IPO dengan dana himpunan 801 juta dolar AS," tulis EY dalam laporannya, dikutip Rabu (17/1/2024).

Tiga negara ASEAN tersebut mencatat peningkatan jumlah IPO dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir. Adapun Singapura dan Filipina mencatat enam dan tiga IPO masing-masing di bursa mereka dengan pendapatan sebesar 35 juta dolar AS dan 75 juta dolar AS.

Baca Juga: BEI Bidik 62 Perusahaan IPO pada Tahun Pemilu

1. BEI jadi satu dari 5 bursa teratas dunia

Jumlah dan Pendapatan IPO Indonesia Paling Besar di ASEAN selama 2023Seremoni pencatatan saham PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) yang jadi perusahaan pertama IPO tahun ini (dok. BEI)

Pasar modal ekuitas Indonesia telah tumbuh dengan tingkat yang menjanjikan selama setahun terakhir. Hal itu mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi salah satu dari 5 bursa teratas secara global berdasarkan jumlah total IPO pada 2023 sekaligus memimpin pasar ASEAN dalam hal volume IPO.

"Salah satu katalis yang mendorong tren ini adalah meningkatnya permintaan global terhadap sumber daya mineral Indonesia yang melimpah, yang sangat penting bagi produksi energi ramah lingkungan," tulis EY.

EY melaporkan, hal tersebut menjadi momentum yang jelas ingin dimanfaatkan oleh perusahaan, sebagaimana tercermin dalam listing saham Amman Minerals, Harita Nickel, dan Merdeka Battery. Secara kolektif, IPO mereka menghasilkan pendapatan sebesar 2 miliar dolar AS.

Sementara itu, meningkatnya minat terhadap transisi energi terbarukan telah menjadi tema utama diskusi di antara para pemain di sektor utilitas. Hal itu mendorong listing perusahaan seperti Pertamina Geothermal dan Barito Renewables yang berhasil mengumpulkan dana 600 juta dolar AS dan 200 juta dolar AS.

2. Faktor penduduk Indonesia yang besar dorong maraknya IPO tahun lalu

Jumlah dan Pendapatan IPO Indonesia Paling Besar di ASEAN selama 2023Kementrian Badan Usaha Milik Negara

Populasi penduduk Indonesia yang besar dan terus berkembang merupakan kekuatan pendorong lain di balik aktivitas pasar tersebut. Itu kemudian memberikan banyak peluang bagi perusahaan seperti Nusantara Sejahtera Raya, pemilik merek Cinema XXI, mengumpulkan total pendapatan sebesar 150 juta dolar AS.

Selain itu, privatisasi strategis badan usaha milik negara (BUMN) juga memainkan peran penting dalam melonjaknya IPO di Indonesia sehingga memicu minat investor.

"Lonjakan IPO di sektor industri dan konsumen kemungkinan akan terus berlanjut hingga kuartal pertama tahun 2024. Ekonomi digital kemungkinan akan menjadi sektor yang memimpin karena minat perusahaan unicorn teknologi di negara ini untuk mengakses pasar modal sudah dapat dibaca dengan jelas. Tren positif kegiatan IPO dapat lebih ditingkatkan dengan peraturan dan langkah-langkah pemerintah yang lebih mendukung dalam menyediakan lingkungan yang lebih akomodatif bagi dunia usaha dan investor," tutur EY Indonesia Strategy and Transactions Partner, Reuben Tirtawidjaja.

Baca Juga: Aktivitas IPO di Pasar Global Menurun Selama 2023

3. BEI targetkan 62 perusahaan IPO tahun ini

Jumlah dan Pendapatan IPO Indonesia Paling Besar di ASEAN selama 2023PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) resmi IPO hari ini (dok. BEI)

Sebelumnya, menargetkan lebih dari 60 perusahaan bakal mencatatkan saham perdananya atau initial public offering (IPO) tahun ini.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman pun optimistis mampu merealisasikan target tersebut meskipun 2024 adalah tahun politik lantaran adanya ajang pemilu 5 tahunan memilih presiden-wakil presiden dan anggota legislatif.

"Sejak 2018 rata-rata setahun ada 50 lebih perusahaan tercatat, untuk target IPO tahun depan 62 perusahaan," kata Iman akhir Desember lalu.

Baca Juga: Bos BEI Blak-Blakan Kondisi Pasar Modal Saat Tahun Pemilu

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya